Kotawaringin Barat Segera Miliki Kampung Warna-warni

Rabu, 11 Oktober 2017 – 01:05 WIB
DISAMBUT : Puluhan Turis peserta Yacht Rally Sail Indonesia 2017 disambut acara adat di rumah betang Desa Pasir Panjang. Foto: Syamsudin/Radar Pangkalan Bun/JPNN

jpnn.com, KOTAWARINGIN BARAT - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, sudah memutuskan menjadikan pariwisata sebagai program prioritas.

Karena itu, Pemkab Kobar tak mau setengah hati membangun industri pariwisata untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).

BACA JUGA: Konser Wali Ricuh, Polisi: Mau Saya Tembak?

Kepala Dinas Pariwisata Kobar Gusti Imansyah mengatakan, daerahnya memiliki pilhan destinasi yang komplet.

Kobar mempunyai wisata alam, budaya, hingga sejarah. Destinasi-destinasi itu bisa menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kobar.

BACA JUGA: Mangkir dari Hukuman, 6 Siswa Ditampar Guru

Menurut dia, apabila disatukan, ketiga destinasi itu akan membuat pariwisata Kobar makin berkibar.

“Di kepemimpinan bupati dan wakil bupati sekarang, program pariwisata menjadi perhatian khusus,” kata Gusti, akhir pekan lalu.

BACA JUGA: Kunjungan Wisman ke Sulut Melonjak 21 Persen

Dia menambahkan, pihaknya sudah menjalankan berbagai program untuk mendongkrak pamor pariwisata Kobar.

Di antaranya, pelatihan kepada kelompok sadar wisata (pokdarwis), desa wisata, dan kerja sama dengan stakeholder.

Pemkab Kobar juga mulai rajin menggelar berbagai event untuk memancing wisatawan mancanegara (wisman) maupun domestik.

Terbaru, pemkab menggelar Festival Batang Arut (FBA) di Sungai Arut, Kecamatan Arut Selatan, Minggu (8/10).

Event itu berjalan luar biasa.  Puluhan ribu warga lokal dan wisatawan tumplek blek menyaksikan event tersebut.

"Antusias masyarakat sangat luar biasa untuk menyaksikan Festival Batang Arut dengan berbagai perlombaan. Salah satunya kelotok hias yang mempu menyedot hingga puluhan ribu penonton," kata Bupati Kobar Nurhidayah.

Nurhidayah menambahkan, pihaknya bakal menggarap wisata sungai. Pasalnya, warga Kobar sudah mulai jarang menggunakan kelotok.

Selain berguna untuk membangun industri pariwisata, kebijakan itu bakal meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.

"Ke depan, pemkab akan mendorong susur sungai menggunakan kelotok ini bisa dijadikan wisata. Dengan begitu, warga yang masih mempunyai kelotok bisa mendapatkan hasil," imbuh Nurhidayah.

Pemkab Kobar juga akan menata kawasan Sungai Arut. Rumah penduduk di bantaran sungai akan dicat berwarna-warni.

Pemkab Kobar seolah tak mau kalah dengan beberapa daerah di Indonesia yang memiliki kampung warna-warni.

Di antaranya, Kampung Tridi di Malang, Kali Code (Jogjakarta), dan Kampung Pelangi (Semarang).

“Dengan demikian, saat dijadikan wisata, tidak ada kesan kumuh dan lokasinya bisa menyedot kunjungan wisatawan,” kata Nurhidayah.

Dia menambahkan, pihaknya juga berusaha keras membuat wisatawan betah saat melancong ke Kobar.

Salah satu caranya dengan menjaga kebersihan. Karena itu, Pemkab Kobar menggalakkan program Jumat Bersih.

Dengan program itu, semua elemen masyarakat bahu-membahu membersihkan lingkungan setiap Jumat.

“Jadi, agar orang nyaman berwisata, kebersihan lingkungan harus diperhatikan. Dengan begitu, bisa memberikan kesan kepada wisatawan yang berkunjung," kata bupati wanita pertama di Kalimantan Tengah itu. (sam/gus/ala/dar)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wisatawan Makin Betah Habiskan Waktu di NTB


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler