KPAD Menduga Kekerasan di SMK Penerbangan SPN Dirgantara Batam Masih Berlangsung

Sabtu, 20 November 2021 – 19:31 WIB
KPAD Kota Batam membentuk tim investigasi guna mengusut tuntas kasus kekerasan terhadap sejumlah siswa SMK Penerbangan SPN Dirgantara Kota Batam. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, BATAM - Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Batam menduga aksi kekerasan terhadap siswa di SMK Penerbangan SPN Dirgantara Kota Batam, masih berlangsung hingg kini.

Ketua KPAD Kota Batam Abdillah mengatakan sejauh ini terdapat enam korban yang sudah melapor secara resmi ke pihaknya.

BACA JUGA: Begini Gambaran Sel Penjara di SPN Dirgantara Batam, Tempat Siswa Dirantai Bak Hewan

"Info dari pelapor, korbannya banyak, cuma tidak berani melapor karena masih sekolah di sana anaknya. Jadi, yang baru melapor secara resmi itu enam ke kami," kata Abdillah kepada JPNN.com, Jumat (19/11).

"Iya (diduga kekerasan) masih (berlangsung hingga kini)," sambung Abdillah.

BACA JUGA: Pelajar SMK Mesum di Bangunan Kosong

Dia menambahkan keenam korban yang sudah melapor kini sudah tidak bersekolah di SMK Penerbangan SPN Dirgantara.

"Korban yang berani melapor sudah pindah sekolah, yang belum berani melapor itu masih sekolah di sana anaknya," ujar Abdillah.

BACA JUGA: Kondisi Siswa Korban Kekerasan di SPN Dirgantara Batam, Duh

KPAD Kota Batam pun kini tengah membentuk tim investigasi guna mengusut tuntas kasus tersebut.

"Jadi, pemerintah daerah atau pihak-pihak terkait di daerah ini tidak mau kecolongan lagi. Makannya dibentuk tim investigasi tetapi proses hukum tetap berjalan karena tidak bisa ditunda, proses pemulihan tetap berjalan," ujar Abdillah.

Sebelumnya, KPAI menerima laporan adanya dugaan kekerasan terhadap peserta didik di SMK Penerbangan SPN Dirgantara Kota Batam.

Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan kekerasan yang diterima korban, seperti pemenjaraan dan penganiayaan.

Aksi penganiayaan yang dimaksud, seperti ditampar, ditendang, dan lain-lain.

Selain itu, para korban juga dihukum dimasukkan ke dalam sel tahanan selama berbulan-bulan.

Para korban juga dirantai di bagian leher layaknya binatang di sel tahanan tersebut.

"Selain dikurung, anak-anak juga akan mengalami hukuman fisik, seperti pemukulan, bahkan ada korban yang rahangnya sampai bergeser," kata Retno dalam keterangan tertulis, Kamis (18/11). (cr1/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duel 2 Pelajar SMK, Kepala UA Ditancap Celurit, Darah Mengucur


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler