jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah kalangan mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), setelah menangkap Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman yang hanya menerima suap Rp 100 juta.
KPK menegaskan, penangkapan Irman Gusman bukan karena besar kecilnya nominal suap yang diterima.
BACA JUGA: Anggota DPRD Bakal Terima Surat Cinta dari KPK
Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati Iskak, mengatakan, Irman ditangkap karena sebagai penyelenggara negara diduga melakukan korupsi.
"Dia ditangkap karena dugaan terlibat dalam kasus korupsi dan statusnya sebagai penyelenggara negara," kata Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati Iskak, Senin (19/9).
BACA JUGA: WNI Berpaspor Filipina untuk Berhaji Bisa Melebihi 700 Orang
Dia menegaskan, nominal suap tidak berpengaruh dalam penangkapan seseorang. Menurut dia, karena ada dugaan tindak pidana korupsi dan melibatkan penyelenggara negara, maka KPK menangani kasus tersebut.
"Nominal tidak berpengaruh," tegas perempuan berkacamata ini.
BACA JUGA: KPK Geledah Gudang dan Rumah Penyuap Irman Gusman
Sebelumnya, Tommy Singh, pengacara Irman menyatakan bahwa kasus ini secara material sedikit lucu. Sebab, kata dia, uang Rp 100 juta yang diterima Irman sangat kecil. Menurut dia, di tas Irman saja sering ada Rp 100 juta.
"Angkanya kecil sekali. Bukan kelas Pak Irman lah kalau kita ngomong kasar ya. Artinya angka segitu buat saya tanda tanya," katanya, Sabtu (17/9).(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPD Tak Perlu Bela Irman Gusman
Redaktur : Tim Redaksi