KPK Didesak Sadap Pimpinan DPR

Jumat, 14 Mei 2010 – 18:03 WIB
JAKARTA - Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang mendesak pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyadap pembicaraan sejumlah pimpinan DPR, Anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR dan pejabat setjen DPR terkait rencana pembangunan Komplek Parlemen yang menelan biaya Rp1,8 triliun.

"Proses pengambilan keputusan terhadap rencana pembangunan komplek parlemen itu sangat janggal karena tidak melibatkan dua institusi parlemen lainnya yakni Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang sama-sama mendiami kawasan Senayan seluas 72 hektar ini," tegas Sebastian Salang, di press room DPR, Jakarta, Jumat (14/5).

Selain dengan alasan prosesnya yang sangat janggal, Sebastian juga menilai mahalnya biaya pembangunan gedung mencapai Rp10,9 juta per meternya"Jika kejanggalan dan mahalnya biaya pembangunan ini tidak dicermati, sama saja dengan membiarkan sebuah penyelewengan yang sangat mungkin terjadi," kata Sebastian Salang.

Khusus terhadap para Anggota DPR dan BURT yang baru saja bertugas, Sebastian Salang juga mengingatkan agar lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas-tugasnya dan tidak terjebak dengan permainan elit dalam rencana pembangunan komplek parlemen.

"Yang saya saksikan, banyak di antara Anggota BURT DPR yang terkesan sok mengerti dan sok memahami masalah proses yang terjadi

BACA JUGA: PDIP Anggap Setgab Kroni Kapitalis

Padahal semakin banyak mereka ngomong semakin terlihat mereka tidak mengerti masalah
Argumentasi yang mereka munculkan justru berbentuk penyampaikan persepsi masing-masing terhadap masalah, sementara proses yang terjadi tidak mereka pahami," kata Sebastian.

Sebastian Salang juga menyatakan keheranannya terhadap prilaku Ketua DPR Marzuki Alie yang plin-pan dan maju-mundur dalam menyikapi rencana pembangunan komplek parlemen

BACA JUGA: Nasdem Dihambat Lewat RUU Partai Politik

"Ini bahaya, kadang-kadang Marzuki Alie mengatakan tetap dibangun dan di tempat lain mengatakan harus dipelajari dulu," tegas sebastian Salang
(fas/jpnn)

BACA JUGA: Silatnas PBR, Bahas Alternatif Penggabungan Parpol

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sahabat Anas Surati SBY


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler