KPK jadi Monster, Perekonomian Nasional Tersendat

Kamis, 16 Juni 2011 – 20:20 WIB

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semestinya tidak ditempatkan sebagai lembaga yang angkerKarenanya, KPK periode mendatang jangan sampai dianggap sebagai institusi yang menghambat laju perekonomian karena banyak pejabat ketakutan merealisasikan proyek yang dibiayai anggaran negara.

Penilaian itu dilontarkan praktisi hukum David SG Pella, yang rencananya akan mendaftar ke Panitia Seleksi (Pansel) Pimpinan KPK.  KPK yang punya kewenangan kuat, memang menjadi lembaga superbody

BACA JUGA: Jubir Yusril Sebut ICW Tak Paham Sisminbakum

"KPK itu cenderung dipandang sebagai monster, bukan untuk membantu keluar dari perilaku korupsi," ujar David di Jakarta, Kamis (16/6).

Menurutnya, KPK perlu lebih memberdayakan fungsi koordinasi dan supervisi sesuai diatur UU KPK
Dengan demikian, lanjut David, KPK bisa mendorong lembaga penegak hukum lainnya seperti kepolisian dan kejaksaan untuk menggenjot penanganan kasus korupsi.

Sayangnya, kata David, KPK justru menjadi alat represif

BACA JUGA: Wartawan Parlemen Sesalkan Bambang Harymurti

"Ujungnya, ada banyak pejabat negara yang takut melaksanakan pengadaan barang dan jasa pemerintah
Kerugian negara bisa jadi lebih besar," ulasnya.

Karenanya, David menyodorkan konsep tentang perlunya fungsi pencegahan KPK lebih diberdayakan untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik

BACA JUGA: KPK Pastikan Nunun Sudah di Thailand Lagi

"Bahwa untuk mencapai masyarakat sejahtera, hukum dapat dilakukan sebagai pembaharuan perilaku pejabat publikMaka KPK harus bisa menggunakan wewenang menuju gerakan yang lebih elegan demi kesejahteraan masyarakat," cetusnya.

Soal dukungan, David mengaku sudah mengantongi beberapa dukungan dari beberapa kalanganDi antaranya adalah dari Komisi Nasional Pengawas Kinerja Pemerintah (Komnas PKP)Rencananya, David akan mendaftar ke Pansel KPK, Jumat (17/6)"Rencananya setelah Jumatan," ucapnya.

Ditanya soal keberanian, pemegang sertifikat International Human Rights itu mengaku tak mau sombong"Hidup saya sudah penuh represiWaktu mendampingi kasus-kasus HAM dulu sudah sering dibawa ke Kramat 7 (Kantor Pelaksana Khusus  di bawah Kopkamtib Orede Baru)," tandasnya.(awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nazaruddin Mangkir Lagi, KPK Bahas Penjemputan Paksa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler