KPPU Anggap Kenaikan Harga Beras Bukan Akibat Permainan

Minggu, 08 Maret 2015 – 21:51 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nawir Messi menyatakan bahwa pihaknya telah selesai menyelidiki dugaan tentang adanya kartel dalam perdagangan beras. Berdasar laporan dari staf KPPU di berbagai daerah, naiknya harga beras lebih disebabkan kurangnya pasokan, bukan persekongkolan pedagang besar.

”Oligopoli (pasar dikuasai beberapa orang) itu sah-sah saja, asal tidak bersekongkol,” katanya seperti dikutip Jawa Pos.

BACA JUGA: April, Tiap Desa Bakal Diguyur Dana Rp 750 Juta

Sejak tren harga beras naik, dia selalu memantau sentra-sentra produksi beras seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan. Dari pantauan tersebut, diketahui pasar beras di daerah-daerah itu dikuasai beberapa pedagang besar saja.

”Jawa Timur ada dua, Jawa Tengah empat, Jawa Barat itu delapan. Pulau Jawa itu suplai 65 persen nasional. Di Sumatera Barat dan Sulawesi nggak banyak, 2–3 perusahaan, tapi saya nggak bisa sebut nama,” tuturnya.

BACA JUGA: Urus Hak Cipta UKM di Malang Kini Kelar Sehari

Menurut Nawir, sudah tidak relevan lagi KPPU melakukan penyelidikan lebih jauh mengenai dominasi pasar pedagang-pedagang besar itu. Pasalnya, hasil laporan sudah menjawab bahwa kenaikan harga beras akhir-akhir ini lebih disebabkan pasokan yang kurang.

”Jika pasokan sudah normal, kami yakin harga akan kembali normal. Tapi, kami akan terus awasi karena beras merupakan salah satu komoditas strategis dan sensitif bagi masyarakat,” jelasnya.(wir/ken/dim/res/c11/sof)

BACA JUGA: Indosat Pastikan Miliki Audit Sistem Keamanan

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beras OP di Lumbung Spekulan, di Pasaran Jadi Oplosan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler