KPU Diminta Jangan Mau Didikte

Minggu, 13 Juli 2014 – 15:29 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Jenderal Soedirman Center (JSC) Bugiakso mengatakan kepastian siapa capres-cawapres terpilih adalah kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Karena itu, dalam melakukan rekapitulasi suara, KPU harus bekerja profesional, jujur, transparan, sesuai amanah rakyat yang direalisasi dalam surat suara.

"KPU harus berpegang pada data formulir C 1, rekapitulasi dari tiap tiap TPS. Profesionalisme dan independensi KPU benar-benar dipertaruhkan. Dan yang sangat penting, KPU jangan mau ditekan dan dipengaruhi oleh pihak mana pun, termasuk pihak asing," kata Bugiakso, dalam rilisnya, Minggu (13/9).

BACA JUGA: Ketua DPR Kritik Lembaga Survei

Harapan besar kepada KPU ini lanjutnya, mengingat klaim kemenangan dari dua pasang capres-cawapres yang membingungkan masyarakat, pasca tayangan hitung cepat atau quick count oleh sejumlah lembaga survei yang hasilnya berbeda.

"Ada yang memenangkan pasangan Prabowo-Hatta dan ada juga yang memenangkan pasangan Jokowi-JK," jelasnya.

BACA JUGA: Empat Lembaga Survei Dipolisikan

Bugiakso dan jaringan relawan di bawah JSC telah mencium gelagat akan adanya intervensi baik dari kubu pasangan pilpres yang mengklaim menang, maupun intervensi asing yang sangat mengkhawatirkan dari pihak asing.

"Intervensi asing sudah jelas dengan dukungan medianya pada pasangan Jokowi-JK, padahal itu baru quick count dan hasil resmi KPU belum ada. Masyarakat harus waspada soal ini," sarannya.

BACA JUGA: Terus Dorong Relawan Jokowi-JK Proaktif Laporkan Kecurangan

Selain itu, dia juga minta masyarakat sabar dan tenang menunggu hasil final dari KPU. Juga kepada elite politik serta pimpinan relawan dari dua kubu untuk tidak ikut membuat panas suasana.

"Sudah beredar ajakan lewat pesan singkat, yang sebar relawan Jokowi untuk berkumpul dan menggelar tasyakuran kemenangan pada saat pengumuman KPU 22 Juli. Ajakan itu disebar di seluruh Indonesia. Padahal cara seperti ini riskan dan berpotensi menimbulkan konflik horisontal di masyarakat," ujar dia.

Dikatakannya, kalau masyarakat diminta kumpul di setiap desa, kelurahan dan tempat-tempat umum, lalu hasilnya kalah? Apa tidak membuat tegang dan lalu konflik? Karenanya Bugiakso mengajak masyarakat lebih baik melihat pengumuman KPU di rumah masing-masing. Percayakan semua itu pada KPU.

"JSC sendiri telah mendapatkan data akurat hasil penghitungan di 464.666 TPS atau sebanyak 97 persen. Prabowo Hatta mengantongi 54 persen dan Jokowi-JK 46 persen. Data JSC ini bisa didapat lebih cepat dari tiap TPS karena JSC telah lama bekerja dan menjalin kerjasama dengan kabupaten-kabupaten yang selama ini dekat dengan JSC," ungkapnya.

Dalam hubungan ini, Bugiakso dan seluruh jajaran JSC yang tersebar di sleuruh Tanah Air, mengimbau kepada TNI dan Polri yang selama ini sudah bekerja sangat baik, untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat indikasi pengerahan massa untuk merayakan kemenangan yang belum pasti.

"Kita harus hindari konflik horizontal. Makanya, sabar dan serahkan pada KPU saja sebagai intitusi resmi dan diberi mandat konstitusi," kata Bugiakso.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Prabowo-Hatta Diduga Main Uang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler