jpnn.com, GRESIK - Kemarau berdampak buruk bagi wilayah Gresik Selatan, Jatim. Sebagian warganya mulai kekurangan air bersih.
Sumur kering. Air telaga pun asin. Mereka butuh bantuan.
BACA JUGA: 30 Ribu Warga Mengalami Krisis Air Bersih
Kondisi seperti itu terjadi di Kecamatan Benjeng dan Balongpanggang. Air sumur di rumah warga mulai mengering.
Mereka mencari sumber lain untuk kebutuhan sehari-hari. Misalnya, mandi dan cuci.
BACA JUGA: Kekeringan, Warga Mulai Krisis Air
Bejo, warga Desa Kalipadang, Benjeng, merasakan kesulitan itu. Kamis (12/7) lelaki 43 tahun tersebut mengambil air di embung desanya.
Itu juga tidak mudah. Bejo harus berjalan sekitar 1 kilometer dari rumahnya. Membawa gerobak berisi 10 jeriken air.
BACA JUGA: Dua Kecamatan di Magetan Dilanda Krisis Air Bersih
Setiap jeriken diisi 21 liter air. Dia memenuhi setiap jeriken dengan air embung. Lalu, memikulnya ke gerobak.
''Untuk mandi dan cuci saja. Minumnya beli air isi ulang,'' kata lelaki berkulit sawo matang itu. Dua hari sekali Bejo mengambil air dari embung.
Sejak kapan air bersih sulit didapat? Bejo menyatakan mulai awal Juli 2018. Sebelumnya, dia menggunakan air sumur untuk kebutuhan rumah tangganya. ''Air sumur sekarang sudah sat (habis),'' ucapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Gresik Tarso Sagito mengatakan telah menyiapkan air bersih untuk musim kemarau ini.
Namun, air itu belum bisa didistribusikan ke masyarakat. ''Karena belum ada pengajuan dari desa terkait kebutuhan air bersih,'' jelasnya.
Tarso menuturkan, masyarakat yang butuh air bersih bisa memberi tahu kepala desa atau kelurahan setempat. Nanti desa yang bersurat ke BPBD.
Begitu prosedurnya. Dia memastikan stok air bersih cukup untuk didrop jika masyarakat butuh. ''Insyaallah cukup,'' paparnya. (yad/c15/roz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kekeringan, Panen Padi 200 Hektar Rusak Berat
Redaktur & Reporter : Natalia