Krisis Evergrande Goyang Harga Bitcoin, Nyungsep, Jadi Sebegini

Kamis, 23 September 2021 – 15:53 WIB
Kekhawatiran pasar pada efek China Evergrande Grup merembet ke mana-mana, harga Bitcoin ikut goyang. Iustrasi: ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic

jpnn.com, JAKARTA - Kekhawatiran pasar pada efek China Evergrande Grup merembet ke mana-mana.

Harga Bitcoin pun merosot hingga 9,47 persen sepekan terakhir. Selain itu, fluktuasi harga juga diakibatkan fokus pasar ke arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

BACA JUGA: The Fed Bakal Rilis Penelitian Mata Uang Digital, Pertanda Baik untuk Kripto?

CEO Indodax Oscar Darmawan menyebutkan penurunan harga Bitcoin tidak perlu terlalu dikhawatirkan, karena masih dalam batas wajar.

"Namun saya rasa penurunan ini masih dalam batas wajar mengingat Bitcoin masih berpotensi meningkat lagi," ujar Oscar dalam keterangan di Jakarta, Kamis (23/9).

BACA JUGA: Tertarik Menambang Bitcoin Mandiri? Coba Baca Info Terbaru Ini Dulu

Pada dasarnya, kata Oscar, naik turunnya harga aset kripto didasari oleh hukum permintaan penawaran dan tren beritanya apakah lagi positif atau negatif.

Oscar mencontohkan beberapa bulan lalu harga Bitcoin sempat anjlok hingga menyentuh USD 30 ribu per koin.

BACA JUGA: Perkembangan Terkini Adopsi Bitcoin di El Salvador, Bisa Jadi Petaka Besar

Tetapi beberapa bulan kemudian bisa menyentuh angka USD 50 ribu per koin.

"Gak cuma Bitcoin sebenarnya, tapi aset kripto lain semacam Ethereum pun sama. Masih ada potensi bullish lagi," kata Oscar.

Menurut Oscar, penurunan harga Bitcoin sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh para investor untuk membeli Bitcoin dengan 'harga diskon'.

"Investasi itu kan pada dasarnya adalah membeli sesuatu (dalam hal ini adalah kripto) di saat murah, dan menjualnya di saat mahal," beber dia.

Oscar menilai setelah membeli Bitcoin dengan harga diskon, investor dapat menyimpan dan menjualnya saat harganya naik atau kembali menembus level tertingginya seperti pada beberapa bulan lalu.

"Bitcoin sempat menembus all time highnya di USD 60 ribu. Momen beberapa hari terakhir ini juga bisa digunakan untuk meningkatkan portofolio kita," kata Oscar.

Oscar membeberkan juga pada September 2020 lalu, harga Bitcoin menyentuh USD 11.900,39 per koin atau setara Rp 173,75 juta dan sekarang harganya menyentuh di angka USD 43.246,39 per koin atau setara Rp 615,76 juta.

"Itu membuktikan bahwa Bitcoin bukanlah investasi jangka pendek," tegas Oscar. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler