jpnn.com, JAKARTA - Kota Pontianak saat ini tengah mengalami krisis guru. Bahkan, krisis guru tersebut sudah terjadi sejak 2015.
"Kami sangat kekurangan guru. Tahun ini kondisinya semakin parah. Tiap tahun ada sekitar 100 guru yang pensiun. Sementara sejak 2014 tidak ada rekrutmen," kata Kepala Dinas Pendidikan Pontianak Mulyadi, kepada JPNN saat penyerahan anugerah Kihajar 2017, baru-baru ini.
BACA JUGA: Harap Hati-Hati, Beras Plastik Beredar Lagi
Dia menyebutkan, krisis guru itu membuat pihaknya melakukan berbagai inovasi. Salah satunya dengan mengganti tenaga guru dengan IT.
"Jadi sekolah-sekolah bekerja sama dengan perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya menyediakan fasilitas pembelajaran dengan IT. Materinya tinggal diambi di website Kemendikbud," terang Mulyadi.
BACA JUGA: Gagah Banget Pakai Baju PNS, Supriadi Ternyata Jahat Sekali
Agar siswa fokus belajar, ada pendamping dari universitas atau lembaga pendidikannya. Mereka memberikan tuntunan kepada siswa.
Cara ini menurut Mulyadi cukup jitu. Siswa lebih mudah mencerna karena cara penyajian materi lebih simpel, menarik, dan inovatif. Itu sebabnya Pontianak terpilih menjadi salah satu daerah yang menerima penghargaan Kihajar.
BACA JUGA: Gegayaan Melawan Polisi, Iyan Akhirnya Tumbang
"Kami juga tidak menyangka, ide menggunakan IT sebagai pengganti guru dalam proses belajar mengajar membuahkan award," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Dia Pengganti Jenderal Gatot Nurmantyo
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad