jpnn.com, VENEZUELA - Krisis makanan dan gas di Venezuela memicu terjadinya aksi kerusuhan, Kamis (23/4).
Menurut kelompok HAM, seorang pria Venezuela ditembak mati pada Kamis saat terjadi aksi penjarahan.
BACA JUGA: 325 Petugas Medis Positif Corona, Terungkap Fakta 70% Bukan karena Tertulari Pasien
Peristiwa itu terjadi saat frustrasi yang melonjak selama enam pekan karantina guna mencegah penyebaran virus corona COVID-19, yang memperburuk krisis ekonomi.
Observatorium Konflik Sosial Venezuela mencuit bahwa pria berusia 29 tahun ditembak dua kali di bagian kepala di Kota Upata, meski pihaknya tidak mengidentifkasi siapa penembaknya.
BACA JUGA: Rudy Bilang Almarhum Semasa Hidup tak Pernah Jalan-jalan, Masyarakat Diminta Waspada
Foto yang diunggah di media sosial menunjukkan seorang pria dengan celana pendek dan kaus tergeletak di jalanan berlumuran darah.
Kepala militer negara bagian Bolivar, Jenderal Adolfo Rodriguez, mengatakan otoritas menangkap 10 orang selama aksi kerusuhan. Namun tidak menyebutkan adanya korban tewas.
BACA JUGA: Semua Penerbangan Dihentikan, Maskapai Siap-siap Gulung Tikar
Kementerian Informasi Venezuela tidak menanggapi untuk dimintai komentar.
Anggota parlemen oposisi dan kelompok HAM mengatakan terjadi protes serupa di tempat lain di Venezuela pada Kamis, dari Kota Punta de Mata di timur hingga Pueblo Llano di Negara Bagian Merida.
Venezeula, yang merupakan anggota OPEC, mengalami krisis parah bahan bakar akibat hancurnya jaringan penyulingan setelah beberapa tahun kekurangan investasi dan perawatan, serta sanksi AS yang mempersulit pertukaran minyak mentah untuk bensin.
Jaringan transportasi yang dihentikan membatasi lebih jauh pasokan makanan untuk tempat-tempat seperti Upata.
Karantina juga mempersulit keluarga miskin untuk keluar dan menemukan bahan pokok.
Venezuela mencatat 311 kasus COVID-19 dengan 10 kematian. (Reuters/antara/jpnn)
Perusahaan Bus Bangkrut:
Redaktur & Reporter : Soetomo