jpnn.com - Nelayan Trinidad sekarang hidup dalam ketakutan. Mereka takut bajak laut Venezuela menangkap mereka untuk ditukar dengan tebusan uang. Teror ini terjadi sejak ekonomi Venezuela runtuh.
Di desa-desa di Trinidad seperti di Desa Fullarton, Anda akan melihat beberapa hal yang berlebihan. Pertama, banyak nelayan memakai mesin tenaga kuda 200 di kapal mereka. Padahal mesin 75 lebih dari cukup untuk tenaga kapal mereka. Selain itu, para nelayan saat pergi memancing di malam hari mereka tidak menyalakan lampu.
BACA JUGA: Krisis Venezuela: Guaido Panen Dukungan, Maduro Pamer Pasukan
Menurut seorang nelayan lokal, Gerry Padarath para nelayan takut dengan bajak laut Venezuela. Makanya mereka memakai mesin tenaga kuda yang kuat agar bisa berlari dari kejaran bajak laut lebih cepat. Mereka juga tak menyalakan lampu agar tak terlihat oleh bajak laut.
"Kami semua takut pada mereka sekarang," katanya.
BACA JUGA: Krisis Venezuela: Militer Mulai Berpaling dari Maduro
"Sudah ada sekitar 50 nelayan di desa yang mendapat masalah dengan para bajak laut, baik dirampok atau diculik. Satu-satunya kesempatan kami adalah menangkap ikan dalam gelap sehingga mereka tidak melihat kami, atau membeli mesin yang lebih besar sehingga kami bisa lari lebih cepat dari mereka," terang Padarath.
Bajak laut di Karibia eksis 300 tahun yang lalu. Ketika orang-orang seperti Kapten Blackbeard dan Calico Jack berlayar di perairan Karibia. Tak ada yang menyangka, Karibia akan dipenuhi para bajak laut lagi dari Venezuela.
BACA JUGA: Trump Minta Israel Ikut Campur Konflik di Venezuela
Di masa bahagia, kapal feri digunakan untuk membawa rombongan turis Venezuela untuk berpesta di Trinidad. Namun, hari ini, ketika Venezuela semakin tergelincir ke dalam kehancuran ekonomi dan krisis yang terus-menerus, pelabuhan-pelabuhan pesisirnya yang miskin telah menjadi pelabuhan Hispaniola modern, surga bagi para bajak laut.
Berdasarkan informasi para koresponden BBC yang memiliki wawasan dan analisis, sebagian besar bajak laut adalah mantan nelayan Venezuela. Pada mulanya mereka terbiasa mencari nafkah dengan menangkap tuna, gurita, dan udang di perairan hangat Karibia.
Tetapi di bawah mantan Presiden Venezuela Hugo Chavez, industri perikanan mengalami nasionalisasi yang membawa malapetaka. Membuat banyak perusahaan perinakanan pindah ke luar negeri sehingga banyak nelayan kelimpungan.
Dengan tambahan pukulan hiperinflasi, banyak nelayan sekarang tidak memiliki pekerjaan dan tidak punya cara untuk memberi makan keluarga mereka. Namun mereka memiliki akses ke kapal dan senjata. Itu satu-satunya harapan mereka bertahan hidup di tengah badai krisis.
Salah satu korban bajak laut Venezuela, Candy Edwards berasal dari Desa Icacos. Kala itu, dia sedang keluar memancing ikan dengan dua temannya ketika satu kapal penuh pria mengarahkan senapan mesin menghadang mereka.
"Para bajak laut melompat ke atas kapal dan mengikat kami," kata Edwards. "Kemudian mereka membawa kami pergi ke Venezuela dan menahan kami di dalam sangkar di hutan."
Menurut Edwards, para bajak laut menuntut tebusan USD 35.000 untuk membebaskan ia dan temannya. Namun akhirnya warga kampungnya membebaskannya setelah tujuh hari ditahan. "Tapi saya sangat takut saya tidak berani kembali ke laut selama setahun," terangnya. (JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guaido - Maduro Rebutan Kekuasaan, Rakyat Venezuela Jadi Korban
Redaktur & Reporter : Adil