Krisis Nuklir Jepang, Sharapova jadi Ingat Chernobyl

Tak Main Tenis jika Bukan karena Tragedi Nuklir

Kamis, 17 Maret 2011 – 19:42 WIB
MOSKOW - Gempa bumi dan tsunami memberi efek bencana yang besar pada JepangBencana yang muncul pada Jumat (11/3) itu mengakibatkan jatuhnya ribuan korban jiwa dan rusaknya banyak fasilitas penting

BACA JUGA: Vitali Lawan Petinju Amatir

Namun, kekhawatiran bertambah terkait bencana susulan yang disebabkan nuklir.

Gempa dan tsunami turut menghancurkan fasilitas di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Fukushima
Kekhawatiran muncul karena radiasinya bisa mengancam di kemudian hari

BACA JUGA: Menang Berkat Kebuasan Boaz

Meski Jepang beberapa kali telah menegaskan mampu menahan radiasi tersebut, kekhawatiran tetap muncul.

Gempa besar yang menyebabkan krisis nuklir tersebut turut menyita perhatian petenis Rusia, Maria Sharapova
Dia khawatir dampaknya akan sama seperti tragedi Chernobyl pada 1986

BACA JUGA: Gempa Ganggu Perjalanan MotoGP Honda

Tragedi Chernobyl yang dampaknya bisa dilihat sampai sekarang tersebut ternyata cukup dekat dengan kehidupan mantan ratu tenis dunia itu.

Chernobyl memang bagian dari perjalanan hidup keluarga SharapovaKetika bencana terjadi, Sharapova memang belum lahir dan masih dalam kandungan ibunya, YelenaBersama suaminya, Yuri, keluarga itu kemudian meninggalkan kota mereka, Gomel, yang terletak 80 mil sebelah utara ChernobylGomel merupakan satu wilayah yang terkena dampak radiasi akibat bocornya pusat nuklir di Chernobyl.

Keluarga Yuri Sharapov kemudian bermukim di Sochi, SiberiaDi sanalah Sharapova lahir dan besar.

Sharapova kini bertugas sebagai duta kehormatan PBB untuk memperingatkan tentang bahaya terulangnya tragedi ChernobylSelasa (15/3) waktu setempat, dia mengenakan kaus peringatan 25 tahun meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Chernobyl, ketika menghadiri konferensi pers setelah pertandingan di turnamen Indian Wells Terbuka.

"Meski sudah terjadi lama sekali, kejadian itu (tragedi Chernobyl) masih berdampak pada masyarakat di sanaAnak-anak yang lahir saat itu, sekarang memiliki anak dengan kelainan tubuh sehingga mereka sulit hidup normal," kata Sharapova.

Dengan tinggal di Sochi, dia bisa berkenalan dengan tenisFasilitas di Sochi memang lebih baik jika dibandingkan dengan di GomelBaru setelah itu dia hijrah ke Florida (Amerika Serikat) untuk menekuni dunia yang membesarkan namanya ituJadi, tragedi Chernobyl turut berperan bagi Sharapova.

Legenda tenis Martina Navratilova melihat bakat Sharapova kecil saat bermain di RusiaDia menyarankan Yuri untuk membawa anaknya ke Florida, masuk ke Akademi Tenis Nick Bollettieri di FloridaDengan tempaan yang bagus, Sharapova menjelma menjadi petenis nomor satu yang saat ini sudah mengoleksi tiga gelar grand slam.

Tahun lalu, untuk pertama kalinya dia mengunjungi Chernobyl bersama ESPNDalam kunjungan singkatnya, dia melihat dengan jelas dampak yang ditimbulkan kebocoran nuklirSehingga, dia punya gambaran yang jelas jika nantinya terjadi lagi kasus serupa.

Tragedi di Fukushima berada di depan mata"Gila bukan? Anda bahkan tak bisa mempersiapkan diri menghadapinyaItu benar-benar terjadi dan anda bisa lihat benar-benar luar biasa dan bisa terjadi di mana pun di dunia ini," kata Sharapova.

Jepang kini masih dalam ancaman radiasi akibat meledaknya reaktor nuklir mereka di FukushimaSistem pengamanan reaktor nuklir tersebut tidak berfungsi akibat terhantam badai tsunamiPara ahli nuklir memperkirakan ada kemungkinan kebocoran dan radiasi, meski tidak separah Chernobyl.

"Negeri itu (Jepang) memberi banyak kenangan buat sayaSaya bermain di sana saat masih mudaJadi, saya sangat sedih bila mengingat budaya dan masyarakat di sana," tutur Sharapova(ady/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maung Harus Menang di Kandang!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler