Krisis, Pukul Sektor Properti

Selasa, 04 November 2008 – 14:22 WIB
JAKARTA - Krisis finansial global diprediksi bakal membawa konsekuensi serius pada sektor properti -yang berimbas pada melambatnya pertumbuhan sektor itu pada 2009Kekhawatiran tersebut disampaikan Asociate Director Strategic Advicory Group, Utami Prasetyana, dalam konferensi pers di Gedung BEI Jakarta (4/11)

BACA JUGA: Pemerintah Tak Terkait Kasus Indover

"Saat ini para pengembang dan konsumen wait and see sebelum investasi," ujarnya.

Disisi lain, pihaknya juga menuding kebijakan moneter Bank Sentral yang menempuh cara dengan menaikkan suku bunga perbankan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, justru banyak membuat proyek properti ditunda karena aliran dana dari bank terhambat
"likuiditas yang ketat ini menyulitkan para pengembang dan juga konsumen," tambahnya

BACA JUGA: IHSG BEI Menguat tapi Belum Stabil

Saat ini para pengembang menggunakan alternatif pendanaan lain untuk membiayai proyeknya, seperti pendanaan hasil prapenjualan, kas sendiri, dan prakomitmen dari penyewa.

Disisi lain, krisis global yang melanda dunia saat ini tidak lantas mempengaruhi pertumbuhan perkantoran di Ibukota
Hal ini tampak dari pesatnya pertumbuhan perkantoran di daerah SCBD

BACA JUGA: Laju Inflasi Masih Terkendali

Tercatat sampai akhir bulan ini, pasokan kumulatif ruang baru mencapai 3,81 juta meter persegi atau mengalami kenaikan lima persen dibandingkan tahun lalu.

Untuk pasokan baru, sampai kuartal I-2008 mencapai 344 ribu meter persegi, atau naik lebih 50 persen dari tahun sebelumnyaBegitupun dengan penyerapannya yang mencapai 260 ribu meter persegi atau diatas 30 persen dibandingkan periode 2007Namun, tingginya inflasi di tahun 2008 dinilai bakal berpengaruh pada pertumbuhan sektor properti di tahun 2009Pasalnya, daya beli masyarakat juga akan menurun(esy/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Premium Diperkirakan Turun Rp 500-Rp 800


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler