jpnn.com, BOGOTA - Presiden Venezuela Nicolas Maduro sukses menghalangi bantuan kemanusiaan dari Amerika Serikat sampai ke tangan rakyat yang kelaparan. Namun, cara represif yang dipakainya justru menguntungkan oposisi
Sekitar 60 anggota militer berpaling dari Maduro dan mendukung pemimpin oposisi, Juan Guaido. Mereka mengendarai mobil dan menabrakkannya ke besi pembatas perbatasan sebelum akhirnya lari menuju sisi Kolombia.
BACA JUGA: Perbatasan Venezuela Membara, Tentara Tembaki Rakyat dari Dekat
BACA JUGA: Perbatasan Venezuela Membara, Tentara Tembaki Rakyat dari Dekat
Peristiwa itu terjadi saat situasi di perbatasan Venezuela - Kolombia kian memanas. Sejak Jumat (22/2) aparat keamanan dan militer berkali-kali bentrok dengan demonstran yang menuntut perbatasan dibuka. Sedikitnya 4 nyawa melayang dan 18 yang lain terluka akibat timah panas aparat.
BACA JUGA: Gotong Royong Oposisi demi Bantuan untuk Rakyat Lapar
Guaido tentu menyambut dukungan anggota militer tersebut. Dia menjamin bahwa mereka tidak akan diproses hukum. Rencananya, Guaido bertemu Wakil Presiden AS Mike Pence yang dijadwalkan berkunjung ke Bogota, Kolombia.
''Hari ini dunia melihat dalam hitungan menit dan jam wajah terburuk kediktatoran Venezuela,'' ujar Guaido dalam konferensi pers di Kolombia bersama Presiden Kolombia Ivan Duque. Guaido menegaskan bahwa semua opsi terbuka untuk membebaskan rakyat Venezuela dari penderitaan.
BACA JUGA: Amankan Bantuan, Guaido Nekat ke Perbatasan
Maduro geram mendengar dukungan Kolombia untuk oposisi. Dia langsung memutuskan hubungan diplomatik dengan Bogota. Maduro meminta semua duta besar dan staf diplomatik Kolombia hengkang dari negaranya dalam waktu 24 jam.
Maduro juga melontarkan ancaman untuk AS jika berani ikut campur. ''Jika berani menyerang, mereka bakal berhadapan dengan kekuatan pasukan bersenjata Venezuela,'' tegas Maduro. (sha/c17/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mati-matian Menghalangi Bantuan untuk Rakyat
Redaktur & Reporter : Adil