Krisis Yunani Disebut Untungkan RI

Senin, 31 Mei 2010 – 17:07 WIB

JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Kementrian Keuangan, Rahmat Waluyo mengatakan, pemerintah saat ini akan memprioritaskan penjualan Surat Utang Negara (SUN) untuk di dalam negeriSelain itu, pemerintah memilih untuk melakukan penundaan penerbitan obligasi global, yang dimaksudkan agar target pendanaan APBN 2010 dapat tercapai.

‘’Krisis utang pada beberapa negara di Eropa memang berimbas pada penurunan harga obligasi

BACA JUGA: Menkeu-DPR Memanas Lagi

Dampaknya yield (imbal hasil) naik
Tapi saldo kas kita masih sangat cukup untuk saat ini

BACA JUGA: Darmin Calon Terkuat Gubernur BI

Jadi lebih baik kami focus pada obligasi domestic dulu
Kita tunggu perkembangan di semester kedua

BACA JUGA: PLTN Tertunda, Indonesia Rugi

Kalau sudah stabil, baru nanti kita evaluasi lagi,’’ kata Rahmat di Jakarta, Senin (31/5).

Rahmat mengatakan, saat ini sebenarnya dampak krisis Eropa yang berasal dari krisis Yunani, tidak memberikan banyak pengaruh signifikan terhadap perekonomian IndonesiaJustru krisis tersebut berdampak positif pada Indonesia karena daya tawar Indonesia menjadi semakin tinggi dan terbuka di pasar internasional‘’Kecendrungannya menjadi positif buat kitaMemang negatifnya seminggu ini yield sedikit naik, rata-rata 25 bpsTapi nanti akan membaik,’’ katanya.

Sementara itu, Menteri keuangan Agus Martowardojo, mengatakan, Indonesia tetap sangat hati-hati dengan dampak krisis Eropa dan YunaniMeskipun saat ini berbagai kajian menunjukkan bahwa Indonesia tidak akan merasakan dampak yang besar dari krisis tersebut.

‘’Kita terus menyimak perkembangan yang ada di Yunani ataupun negara-negara tetangganya termasuk Spanyol dan EropaYang paling utama kita meyakinkan bahwa kondisi makro kita saat ini baikKita telah lakukan koordinasi BI dan sudah lakukan kajian,’’ katanya.
Terkait dengan pengelolaan utang, Agus mengatakan bahwa pengelolan utang Indonesia berjalan dengan sangat baik dan sangat sehat.

‘’Pengelolaan utang Indonesia tetap akan menjaga kesehatan likuiditas dan solvabilitas PerbankanKita terus memonitor dan menyimakBaik secara keuangan ataupun perdagangan, sementara dampak dari krisis Yunani dan Eropa mesti tetap diwaspadai jugaTerutama terhadap persepsi investor terutama terhadap negara-negara berkembang seperti Indonesia,’’ jelas Agus.

Agus mengatakan, saat ini fiskal dan APBN Indonesia masih sangat terkendali terutama untuk menghadapi krisis globalTarget pertumbuhan ekonomi pun diyakini tidak akan terganggu dengan berbagai krisis yang terjadi tersebut.

‘’Kita tetap upayakan maksimal sesuai target pertumbuhan ekonomi saat RAPBN 2010 yang akan tumbuh 5,3 persenTentunya kita juga akan mengoptimalkan penerimaan negara melalui Ditjen Pajak dan Ditjen Bea CukaiSaat ini kita tetap tenang, karena kalau ada kebutuhan pendanaan dalam bentuk pinjaman, 50 persen-nya kita sudah bisa perolehKita masih punya dana-dana siaga,’’ kata Agus(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Sumut-Dirut PLN Capai Kesepakatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler