Kritik Aktivis Antirokok, Ahok Didukung Budayawan

Jumat, 08 April 2016 – 07:08 WIB
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok

jpnn.com - JAKARTA - Sikap keras Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkadang melahirkan kontroversi. Tapi kali ini, pria yang karib disapa Ahok itu mendapat dukungan dengan sikapnya yang melabrak aktivis antirokok termasuk mahasiswa dan juga media asing yang dianggapnya arogan.

Para aktivis antirokok ini meminta penyelenggaraan World Tobacco Process and Machinery (WTPM) yang rencananya akan berlangsung di Jakarta, 27-28 April 2016 dibubarkan.

BACA JUGA: Ahok Tak Gaji Sunny, Sudah Dianggap Seperti...

Budayawan Mohamad Sobary mengatakan sikap Ahok harus didukung karena punya niat baik melindungi bangsanya.

"Sikap Ahok ini harus didukung. Beliau tokoh nasionalis yang tegas melindungi bangsanya. Kita dukung," kata Sobary saat dihubungi wartawan, Kamis (7/4).

BACA JUGA: Rumah Duka Dibongkar, Nenek Renta Peroleh Haknya Kembali

Seperti diketahui, Kamis (7/4), Ahok juga menceramahi aktivis antirokok dengan menyebut mereka tak pernah mengkritisi kebijakan industri farmasi.

"Anda masukin semua produk farmasi, rokok-rokok sintetis, pernah teliti enggak itu bisa bikin kanker apa enggak. Asing jangan atur-atur Indonesia," kata Ahok.

BACA JUGA: Staf Khususnya Dicegah KPK, Begini Reaksi Ahok

Menurut Sobary, sikap Ahok juga sudah tepat karena pemerintah juga menegaskan rokok bukan barang ilegal. Apalagi kontribusi ekonomi dari petani tembakau tak bisa dibilang kecil.

"Sebaiknya kalangan anti rokok lebih banyak lagi membaca tidak asal bicara," tegas Sobary.

Jika tetap memaksakan penutupan pameran yang notabene sudah dapat izin resmi, maka siap-siap saja kalangan anti rokok itu berhadapan dengan aparat penegak hukum. "Terserah mereka kalau mau benturan dengan polisi," tandas Sobary.

Sobary mewanti-wanti agar aktivis antirokok untuk tidak memaksakan kehendak karena segala Regulasi yang sudah dibuat pemerintah juga untuk tujuan keadilan sosial tidak hanya demi kepentingan satu kelompok.

Bahkan, Sobary menyentil para aktivis rokok untuk mencoba metode penyembuhan berbahan tembakau seperti metode balur "Divine Cigarette" Dr Gretha di Malang agar cara berpikirnya lebih lurus. "Kon balur di Dr Gretha," sindir Sobary.

Sobary setuju dengan pernyataan Ahok bahwa masalah kesehatan tidak bisa dijadikan alasan terkait pelarangan tersebut. Penyakit kanker, salah satu penyakit akibat rokok, lebih berpotensi dari makanan berbahaya dibandingkan rokok. Pasalnya, kanker gara-gara makan makanan formalin lebih banyak daripada yang merokok.

Sobary mengatakan, ada begitu banyak kalangan yang tidak mampu melihat sisi positif sektor tembakau. Hal itu terjadi karena mereka umumnya sudah dipengaruhi kepentingan lobi-lobi asing. "Kapitalis dan kaum lobbyst sudah masuk. Pemerintah masuk ke dalam blok persaingan dalam hal industri farmasi. Keberpihakan pemerintah pada mereka menunjukkan suksesnya kerja para pelobi itu," tegasnya.

Dia menganggap, para pengkritik sektor tembakau tidak menggunakan kemampuan berpikirnya dan tidak melihat lebih jernih. Di balik asap rokok kretek yang mengepul, ada ideologi dan nasionalisme yang didengungkan para petani untuk untuk membela kehidupan bangsa.
 
Ia juga mewanti-wanti ada begitu banyak aturan yang disusupi kepentingan asing seperti FCTC yang merugikan para petani tembakau.
 
"Campur tangan kepentingan asing yang sangat merugikan kepentingan bangsa kita, ternyata ada saja orang Indonesia yang tidak bersedia memihak kepentingan Indonesia," sindir Sobary. (jpg)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dikabarkan Plesiran ke AS Pakai Dana Suap Raperda? Ini Reaksi M. Taufik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler