jpnn.com, DEPOK - Dua bocah laki-laki ditemukan tak bernyawa di kubangan proyek pembangunan tol, di Jalan Istiqomah, Kelurahan Limo, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jabar.
Korban FR (7) dan MFR (4) diketahui hendak membeli petasan untuk malam Tahun Baru pada sore hari.
BACA JUGA: Jayapura Diguncang Gempa M 5,5, Warga Panik Tak Berani Masuk Rumah
"Namun, kedua anak tersebut enggak kunjung pulang, kemudian ada warga yang melihat bahwa kedua bocah tersebut memutar ke arah proyek pembangunan tol ini," ucap warga setempat MFD (40 tahun) seperti dilansir JPNN Jabar, Senin (2/1).
Karena sampai magrib kedua korban belum pulang, akhirnya pihak keluarga langsung melakukan pencarian dan ramai di grup WhatsApp.
BACA JUGA: Kronologi Duel Polisi Berujung Maut di SPN Polda Riau, Aiptu Ruslan Tewas Mengerikan
"Hebohlah, namanya juga warga kampung, ya. Dicarilah ke mana-mana, tetapi, belum juga ditemukan," ujarnya.
Akhirnya, pada Minggu (1/1) sekitar pukul 10.00 WIB saksi melihat seperti ada sampah plastik yang mengambang di kubangan proyek pembangunan tol tersebut.
BACA JUGA: 2 Kubu di Keraton Surakarta Terlibat Bentrok, Banyak yang Terluka
"Akhirnya di kubangan ada yang mengambang, dari jauh kami tidak tahu itu mayat, karena yang kelihatan itu seperti sampah plastik. Karena penasaran kemudian kami dekati karena di lokasi ini tidak pernah ada sampah," ujarnya.
Ketika didekati, ternyata itu merupakan jasad MFR yang mengambang, akhirnya pihak keluarga diberi tahu oleh para saksi.
"Ketika orang tuanya datang, dia bilang bahwa itu benar anak mereka yang berinisial MFR, karena mereka mengenali dari pakaian yang digunakan," terangnya.
Setelah jasad MFR diangkat, akhirnya saksi dan warga sekitar melanjutkan pencarian FR.
"Akhirnya kakak FR turun ke kubangan dan merasa ada senggolan tangan anak kecil, tetapi karena itu cukup dalam akhirnya warga mencari cara hingga akhirnya menemukan jasad FR," jelasnya.
Warga meminta kepada pihak terkait agar kejadian ini menjadi perhatian khusus semua pihak, terutama pihak yang bertanggungjawab dalam proyek ini.
"Kami bukan ingin melawan program pembangunan pemerintah, kami juga setuju dengan proyek ini, tetapi tolonglah prosedurnya dirapikan, jangan membahayakan seperti ini," pintanya.
Dia juga menyarankan agar korban divisum, tetapi pihak keluarga menolak dan memilih jalur kekeluargaan.
Dirinya menerangkan bahwa sebelum adanya peristiwa nahas itu, di lokasi kejadian memang tidak ada pembatas ataupun penjagaan di lokasi kubangan tersebut.
"Tadinya plong, tidak ada inisiatif dari pihak tol bahwa ini berbahaya," katanya. (mcr19/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konflik Belum Usai, 2 Kubu Keraton Surakarta Saling Lapor Polisi
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti