jpnn.com - MATARAM – Anggota Komisi II DPRD NTB H Burhanudin mengatakan, kualitas produksi tembakau virginia asal Lombok diprediksi akan mengalami penurunan signifikan pada tahun ini.
Pasalnya, dampak kemarau basah akibat badai La Nina yang kini terjadi di semua wilayah Indonesia termasuk di NTB membuat lebar daun tembakau tidak merata.
BACA JUGA: 3 Jurus Ampuh untuk Kendalikan Inflasi
“Pemprov harus perhatikan masalah ini sejak awal,” ujarnya, Rabu kemarin (10/8).
Berdasarkan pemantauannya di lapangan, hasil panen petani banyak yang daun tembakaunya tidak merata di wilayah selatan Kabupaten Lombok Timur. Hal ini tidak terjadi pada beberapa tahun terakhir yang mengakibatkan kualitas menjadi menurun. Itu tentunya akan berdampak pada harga.
BACA JUGA: Debitur KPR Nonsubsidi Bertumbangan
Politikus Partai Bulan Bintang (PBB) itu mengkhawatirkan, jika sebagian besar hasil produksi petani tembakau tidak merata dan berkualitas tidak baik seperti saat ini, maka perusahaan mitra, dipastikan akan tidak membeli tembakau tersebut seluruhnya.
Akibatnya petani akan mengalami kerugian. Fakta di lapangan, lanjutnya, hampir sebagian besar petani di wilayah Pulau Lombok telah memanen hasil tembakau mereka. Namun para pengusaha belum melakukan pembelian sebagaimana mestinya.
BACA JUGA: Bank Syariah Mandiri Biayai Line Facility Rp 1 Triliun
“Mereka pada saling intip. Di sinilah dilemanya petani kita akibat faktor cuaca kemarau basah seperti saat ini,” kata Burhanudin.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi NTB Budi Subagio menepis pendapat tersebut. Ia menegaskan bahwa kondisi para petani tembakau sedang baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Dia mengatakan, para petani telah bermitra dengan perusahaan. Sejak awal penanaman sampai musim panen tembakau tiba, pihak perusahaan selalu memberikan pendampingan dan bimbingan.
"Sosialisasi harga juga sudah dilakukan, saya optimistis kualitas tembakau sesuai dengan yang kita harapkan," katanya.
Terkait dengan kualitas tembakau yang dinilai menurun, Subagio juga menepis hal itu. Cuaca yang dianggap sebagai penyebab tidak terjadi di wilayah-wilayah lokasi penanaman tembakau.
"Kalau di Mataram memang sering hujan, tapi tidak di wilayah selatan. Makanya turun ke lapangan caranya, baru ngomong biar tahu keadaan di lapangan," kata Subagio. (zwr/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Semester Pertama, Kartu Kredit BNI Tumbuh 60 Persen
Redaktur : Tim Redaksi