BURUKNYA kualitas udara bukan hanya terjadi di sekitar TPA Jariwaringin, tapi nyaris di seluruh Kabupaten Tangerang, BantenItu terjadi lantaran banyaknya pabrik di daerah itu yang melakukan pembuangan asap sisa produksi ke udara hingga membuat tingkat udara di daerah yang dipimpin Bupati Ismet Iskandar itu masuk kategori berbahaya
BACA JUGA: Ambisi JFW jadikan Jakarta Pusat Mode Asia
Salah satu buktinya, banyaknya pasien penderita ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) yang mencapai 128.274 orang yang terhitung sejak Januari hingga awal Oktober lalu
BACA JUGA: Daging Melimpah, Hati-hati Sakit Pencernaan
Bahkan, Pemkab Tangerang tak memiliki alat pengukur kualitas udara.”Kalau sudah ada tren mengarah ancaman udara bahaya bagi kesehatan, minimal Pemda Kabupaten Tangerang sigap
BACA JUGA: Cegah Bisul dengan Vitamin C dan E
Dia juga menjelaskan, sejatinya Pemkab Tangerang jemput bola dengan melakukan pengkajian secara menyeluruh akan penyebab maraknya penyakti ISPASeperti menyediakan alat pengukur kualitas udara atau air quality meter di beberapa lokasi”Sampai saat ini tidak ada alat pengukur kualitas udara satu pun,” tegasnya juga
Padahal, sebagai wilayah dengan julukan 1000 industri semestinya Pemkab Tangerang memiliki alat tersebut”Kegunaannya memantau apakah udara yang dihirup berbahaya atau tidakKarena ribuan industri membuang asap ke udara akibat dari sisa produksiBelum lagi asap dari kendaraan yang di bawah standarIni sangat mencemari udara,” cetus Romly lagi.
Romly juga mengaku tidak heran jika Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang melansir ISPA sebagai penyakit nomor satu di Kabupaten Tangerang”Itu diduga akibat udara yang sudah tercemar di Kabupaten Tangerang, sekaligus akibat tidak ada pengendalian pencemaran udara,” ungkapnya lagi
Sementara itu Jujun Sopian, Kasubid Sumber Daya Alam dan Air, Badan Lingkungan hidup (BLH) Kabupaten Tangerang membenarkan sampai saat ini Pemkab Tangerang belum memiliki alat pengukur kualitas udaraNamun, BLH tengah berupaya pengadaan alat tersebut”Alatnya masih diusahakanTengah kami ajukan ke Provinsi Banten,” terangnya
Dia juga mengatakan, BLH pernah mengusulkan pembelian alat pengukur kualitas udara dari APBD Kabupaten Tangerang namun lantaran harganya mahal ditolak”Jadi untuk sementara ini kita akan ajukan ke Propinsi Banten,” ucapnya jugaSaat ini guna mengukur kualitas udara dilakukan dengan konvensionalCaranya mengambil beberapa partikel debu, gas buang kendaraan dan pabrik”Memang hasilnya tidak akurat,” ungkapnya juga
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Naniek Isnaeni mengatakan kualitas udara di Kabupaten Tangerang memang burukSelain akibat pembuangan asap pabrik, juga sangat minim penghijauan di Kabupaten TangerangKarena itu guna menghindari terkena penyakit ISPA warga sebaiknya mengenakan masker bila keluar rumah(ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas, ISPA dan Diare Mengancam
Redaktur : Tim Redaksi