jpnn.com, BATAM - Kepala BP Batam, Edi Putra Irawady mengatakan komitmen investasi di kota Batam hingga tahun 2020 nanti sudah mencapai Rp 12,7 triliun atau setara dengan 900 juta dolar Amerika.
Hingga saat ini, komitmen yang sudah terealisasi sudah mencapai Rp 1,1 triliun di kuartal pertama 2019.
BACA JUGA: Pilihan Investasi Banyak, Dana Pihak Ketiga Deposito Turun
"Komitmen investasi tersebut disebut sebagai penanaman yang sudah siap. Kedepan, kami tinggal merealisasikannya. Saya yakin 10 ribu orang tenaga kerja bisa terserap nantinya," kata Kepala BP Batam, Edi Putra Irawady, Senin (15/7).
BACA JUGA: Menurut Pangi Syarwi Ini Tanda-tanda Partai Gerindra Menuju Kehancuran
BACA JUGA: Genjot Investasi, Kurangi Ketergantungan Terhadap Bahan Baku Impor
Tahun ini, komitmen investasi sudah mencapai Rp 5,2 triliun dan sudah terealisasi sekitar 20 persen atau Rp 1,1 triliun. Dengan kata lain, tahun depan ada tambahan komitmen investasi sebanyak Rp 7,5 triliun.
Edi menyebut kontributor utama penyebab investasi singgah ke Batam yakni karena pengaruh perang dagang antara Amerika dan Tiongkok. Salah satu investor yang ke Batam karena perang dagang adalah Pegatron dari Taiwan yang membuka pabrik di Satnusa dan Batamindo dengan total investasi capai Rp 560 miliar atau 50 persen dari realisasi investasi yang tercapai tahun ini.
BACA JUGA: Pentolan PDIP: Investasi Era Jokowi Hingga Djarot Mudah, Zaman Anies Sulit
"Kami juga seleksi ketat investasi yang masuk ke Batam. BP hanya ingin investasi dengan nilai barang tinggi, jasa-jasa atau substitusi impor," jelasnya lagi.
Dia optimistis investor akan menyukai Batam karena memiliki banyak fasilitas, seperti tax holiday, tax allowance, insentif sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) dan juga bebas bea masuk atas impor barang tertentu.
Selain itu, pembangunan infrastruktur juga akan terus ditingkatkan. Apalagi rencananya pagu anggaran BP Batam akan naik 22 persen pada tahun depan.
BACA JUGA: Ibu Hamil Tulis Surat Wasiat Sebelum Bunuh Diri, Isinya Bikin Sedih
Anggaran itu akan digunakan untuk membangun infrastruktur dasar yang dibutuhkan untuk pengembangan industri manufaktur teknologi tinggi, jasa logistik, hub logistik, serta pariwisata.
"Saya cukup senang dengan anggaran ini karena hanya Batam yang mampu menangani sunset industry dan punya akses ke negara-negara yang tidak memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia," terangnya.(leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Strategi Pemprov Jatim Genjot Investasi Sektor Manufaktur
Redaktur & Reporter : Budi