Kuartal Pertama, Sektor Industri Melambat

Kamis, 13 April 2017 – 22:37 WIB
Iustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Sektor industri tumbuh melambat pada kuartal pertama tahun ini.

Pada periode yang sama, sektor jasa justru menikmati pertumbuhan.

BACA JUGA: Industri Atap Dorong Penggunaan Tenaga Matahari

Berdasar survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI), kegiatan usaha sektor industri pengolahan pada kuartal pertama 2017 memiliki nilai purchasing managers index (PMI) SKDU yang menurun.

Yakni, dari 50,91 persen pada kuartal empat 2016 menjadi 47,93 persen pada kuartal pertama 2017.

BACA JUGA: OJK Tambah Anggota Satgas Waspada Investasi

Sebaliknya, peningkatan kegiatan usaha terjadi pada sektor jasa-jasa dengan saldo bersih tertimbang (SBT) 3,87 persen.

Selain sektor jasa, sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan meningkat dengan SBT 2,31 persen.

BACA JUGA: Regulasi Baru Gambut Bisa Lahirkan Efek Domino

Secara total, SBT tercatat mencapai 4,80 persena atau lebih tinggi daripada 3,13 persen pada kuartal IV 2016.

’’Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai dan penggunaan tenaga kerja pada kuartal pertama 2017 meningkat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya,’’ kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Juda Agung, Rabu (12/4).

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menuturkan, perlambatan biasanya terjadi pada semua sektor, terutama pada awal tahun.

Alasannya, pada kuartal pertama belum banyak realisasi pembiayaan.

Hasilnya, pembelian barang-barang pada industri juga menurun.

Namun, peningkatan biasanya terjadi mulai kuartal kedua dan terus berlanjut sampai kuartal ketiga.

’’Kalau awal tahun, kredit juga kelihatannya melambat. Semua sektor di awal siklusnya memang melambat,’’ katanya.

Kepala Departemen Komunikasi dan Internasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Triyono menambahkan, pada awal tahun ini kondisi utilitas kredit perbankan sedikit berbeda.

Tahun lalu, mayoritas dana pada dunia usaha digunakan untuk restrukturisasi utang.

Sedangkan tahun ini 24 persen dana rencananya dimanfaatkan untuk ekspansi usaha dan 69 persen untuk modal kerja.

’’Pergeseran itu mengindikasikan optimisme dunia usaha terhadap prospek bisnisnya,’’ tuturnya. (rin/c22/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Permen KLHK P.17/2017 Dinilai Hambat Dunia Usaha


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler