Kuasa Hukum Gubernur Gatot Diancam Ditembak

Selasa, 11 Agustus 2015 – 04:34 WIB
Razman Arif Nasution. Foto: dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Razman Arif Nasution mengeluarkan pernyataan mengejutkan terkait perannya sebagai kuasa hukum Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho dan istri keduanya Evy Susanti. Dia mengaku mendapat tekanan, bahkan ada yang mengancam akan menembaknya.

Pengacara asal Mandailing Natal itu sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri, namun Gatot dan Evy minta terus didampingi.

BACA JUGA: 2 Saran Jokowi Untuk Partai yang Dipimpin Wanita Cantik Ini

"Saya sering mendapat telepon, ada juga yang menyampaikan secara langsung. Yang lewat telepon bilang "Pak Razman, hati-hati, nanti di-sniper". Ada juga yang bilang, tadi malam, "Pak Razman, sudahlah, tak usah ditangani (kasus suap hakim PTUN Medan dan bansos, red)". Macam-macam," ujar Razman kepada wartawan di gedung KPK, Jakarta, kemarin (10/8).

Secara khusus menjawab pertanyaan JPNN, Razman membeber panjang lebar bentuk ancaman dan intervensi yang diterimanya. Ancaman itu mengalir deras sejak Jumat pekan lalu, hingga Senin kemarin.

BACA JUGA: Merasa Dicueki Jaksa, Pelapor Dugaan Korupsi Proyek Stadion Bekasi Bakal ke KPK

Apakah kenal identitas penelepon yang mengancam dengan kata-kata sniper itu? Razman mengaku tidak kenal. "Sudah pasti lah, itu telepon gelap," ujarnya.

Dia pun menduga, tekanan yang diterimanya ini datang dari pihak-pihak terkait, terutama para penerima dana bansos, yang ketakutan diseret dalam kasus ini. Razman mengaku sudah pegang data para penerima dana bansos.

BACA JUGA: KASN Kecewa, Banyak Daerah Tertutup Soal Pengisian Jabatan

Blak-blakan, itu menyebut ada sejumlah bupati/walikota di wilayah Sumut yang diduga ikut kecipratan dana dimaksud, yang kemudian disalurkan ke tingkat kecamatan masing-masing. "Bahkan ada anggota DPRD, anggota DPR periode lalu. Pokoknya banyak yang punya kepentingan dengan kasus ini," ujar Razman, tanpa mau menyebut identitas bupati/walikota yang dia maksud.

Bahkan, lanjutnya lagi, ada seorang intelektual yang juga mencoba menekan dirinya, agar tidak menangani kasus ini. "Orang itu bilang, "gak usah lah pegang kasus ini, gubernur Sumut itu sudah tak disenangi rakyatnya". Yang bicara itu intelektual, saya merasa ini ada something. Tapi saya ini pengacara yang juga aktivis, jalan terus," bebernya.

Mantan pengacara Komjen Budi Gunawan itu memberi sinyal bahwa sebagian intervensi datang dari orang-orang di Sumut. "Karena itu, melalui Sumut Pos (grup JPNN), saya ingatkan. Pertama, jangan pengaruhi dan jangan takut-takuti saya. Saya jalan terus," ucapnya.

"Yang kedua, jangan ganggu Ibu Evy dan Pak Gatot. Data sudah ada kok. Memangnya bisa ditutup-tutupi? Ibarat bius, begitu biusnya habis, maka kumat lagi. Maka harus diungkap tuntas," tegasnya.

Gangguan macam apa yang diterima Evy dan Gatot? Razman mengatakan, ada upaya dari pihak-pihak tertentu yang mencoba memecah belah dirinya dengan kedua kliennya itu. "Seolah-olah, kalau saya yang menangani kasus ini, akan berisiko," ujarnya.

Intervensi yang lain, lanjutnya, ada yang mencoba mempengaruhi agar dia menggunakan pendekatan lobi-lobi kepada aparat hukum dalam menangani kasus Gatot dan Evy ini. "Tapi saya tak mau, saya tegaskan, saya akan gunakan koridor hukum," tegasnya, seraya menyatakan bahwa sebagai pengacara dirinya tidak semata mencari uang.

"Saya ada usaha, saya punya kebun. Saya tak mau transaksi (dengan aparat hukum dalam menangani kasus, red)," cetusnya.

Lebih lanjut dia katakan, intervensi ini kemungkinan karena dirinya tertekad menuntaskan kasus ini, secara komprehensif. Tujuannya, untuk mengingatkan pemerintah dan jajaran aparat penegak hukum, bahwa sebenarnya kasus bansos itu terjadi hampir di semua daerah di Indonesia.

"Saya ingin membuka tabir kasus dana bansos, dimulai dari Sumut. Data ICW, tahun 2011 saja di seluruh Indonesia ada dana bansos Rp 300 triliun. Pengelolaan dana bansos ini memang rawan diduga menjadi transaksi (korupsi, red). Maka saya minta agar klien saya konsisten (berani buka-bukaan, red)," papar Razman.

Razman mengaku sudah menyampaikan kepada Gatot dan Evy mengenai derasnya tekanan dan intervensi ini. Termasuk keinginannya mengundurkan diri jika kedua kliennya itu tidak konsisten untuk mengungkap perkara ini secara gamblang.

"Saya sudah bicara dengan Ibu Evy, ada anggota (tim pengacara, red) yang ketemu Pak Gatot. Beliau sepakat jalan terus. Pak Gatot bilang "go, go"," cerita Razman. (sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dituntut 11 Tahun Penjara, Si Ngeri-Ngeri Sedap Bilang Sungguh Ini Super Zalim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler