Kubu AHY Harus Buka Data Menguatkan Tudingan, Jangan Sampai Dianggap Fitnah

Rabu, 03 Februari 2021 – 21:01 WIB
Said Salahudin. FOTO: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin menilai elite Partai Demokrat perlu segera membuka data terkait isu kudeta kepemimpinan di tubuh partai tersebut.

Tujuannya, untuk memperkuat tudingan yang sebelumnya mereka lancarkan. Antara lain, menduga Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko hendak melakukan kudeta bersama sejumlah kader partai berlambang mercy tersebut terhadap kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

BACA JUGA: 6 Pengeroyok Pratu Miftahul Masih Buron, Irjen Ahmad: Sudahlah, Menyerahkan Diri Saja

Tudingan lain, Presiden Joko Widodo disebut-sebut merestui upaya tersebut.

"Itu kan Moeldoko sudah membantah, sekarang Demokrat perlu membuka datanya," ujar Said kepada JPNN.com, Rabu (3/2).

BACA JUGA: Pratu Miftahul Ikhsan Babak Belur Dikeroyok 12 Orang di THM, Irjen Ahmad Tegas Bilang Begini

Menurut Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini, data yang dimaksud dapat berupa testimoni, maupun dokumen yang diperlukan.

"Kalau ada testimoni, ya disampaikan bagaimana isinya dan siapa yang menyampaikan testimoni itu. Kemudian dokumen, mana dokumennya," ucap Said.

BACA JUGA: Soal Upaya Kudeta di Demokrat, Tri Dianto Cuma Bilang Begini

Lebih lanjut pemerhati hukum tata negara ini menyatakan, bukti sangat penting. Jangan sampai masyarakat nantinya malah menduga tudingan elite PD hanyalah fitnah semata.

"Publik juga mau mendengar dan melihat, jangan nanti jatuhnya menjadi fitnah. Harus fair, tanggung jawab, karena ini sudah menjadi isu publik, maka harus punya responsibility," katanya.

Sebelumnya, Moeldoko menyebut isu kudeta kepemimpinan AHY tak lebih dari sekadar dagelan politik.

Mantan panglima TNI merasa tidak ada konflik apa pun yang perlu dibahas atau dibesar-besarkan antara dirinya dan SBY maupun putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang kini Ketua Umum Partai Demokrat.

BACA JUGA: Oknum Guru PNS Ini Ternyata Penjahat Kelamin, Korbannya Sudah Banyak, Ya Ampun

"Saya enggak ngerti, ya, menurut saya, sih, enggak ada apa-apa. Bagi saya, sih, enggak ada apa-apa," kata mantan Panglima Kodam XII/Tanjungpura (meliputi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah itu).(gir/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler