Kubu Jokowi Sebut Banjir Tol Madiun Karena Cuaca, Begini Reaksi BPN Prabowo - Sandi

Jumat, 08 Maret 2019 – 22:28 WIB
Banjir di Jawa Timur merendam sejumlah ruas tol Trans Jawa. Foto: RENDRA BAGUS RAHADI/JAWA POS RADAR MADIUN

jpnn.com, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma’ruf menyebut banjir yang terjadi di tol Madiun disebabkan faktor cuaca. Hal ini langsung mendapat kritik dari Badan Pemenangan Nasional  (BPN) Prabowo - Sandi.

Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi Suhendra Ratu Prawiranegara mengatakan, pihak petahana telah melakukan sesat pikir apabila menyebut banjir karena cuaca.

BACA JUGA: Baru Kali Ini Ruas Jalan Tol Terendam Banjir

BACA JUGA : Ini Gambar dari Udara Saat Desa di Madiun Diterjang Banjir

Mantan staf khusus Menteri PU era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini lantas menyoroti aspek rancang bangun jalan tol Madiun yang kemungkinan belum sempurna.

BACA JUGA: Politikus Gerindra: Trans Jawa Direndam Banjir Mirip Tol Laut

“Apakah semua aspek terpenuhi? Khususnya aspek teknis atas ruas tol itu apakah sudah sesuai dengan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) untuk sebuah bangunan jalan tol?” kata Suhendra dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/3).

Dia pun menilai, sangat sesat pemikiran pihak yang mengaitkan analisis penyebab banjir dengan faktor alam karena curah hujan tinggi dan jebolnya sungai di dekat tol.

BACA JUGA: Juru Bicara TKN Jokowi-Maruf: Jangan Hanya Lihat Banjir di Tol Madiun

BACA JUGA : Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf: Jangan Hanya Lihat Banjir di Tol Madiun

Suhendra menjelaskan, salah satu standar dan ketentuan jalan tol tidak boleh ada genangan air berlebih (banjir), karena begitulah ketentuan bagi jalan tol di negara mana pun.

“Jalan tol berbeda dengan jalan umum biasa. Ada NSPM dan SPM (Standar Pelayanan Minimal) yang harus dipenuhi," imbuh dia.

BACA JUGA : Lima Balita Diselamatkan dari Banjir Madiun

Suhendra sependapat apabila banjir di tol Madiun karena fenomena alam yang di luar kuasa siapa pun. Namun, fenomena banjir jalan tol karena alam tidak bisa dijadikan pembenaran jika memang masih ada masalah dalam faktor teknis.

“Kritik saya buat pengkritik yang mengatakan kami sesat berpikir, sebaiknya kembali jernihkan pikiran dan hati sebelum komentar. Hingga tidak terkesan ngawur dan asbun, menuduh orang lain sesat pikir,” tandas dia. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Astaga! Kantor Bawaslu Terendam Banjir, Arsip dan Dokumen Rusak


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler