jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan alasan terjadinya perpecahan antara Demokrat dan Gerindra.
Menurut Hasto, perpecahan terjadi karena kedua partai itu sempalan tokoh politiknya berasal dari Partai Golongan Karya (Golkar).
BACA JUGA: Demokrat: AHY Belum Tau Program Prabowo - Sandi
"Suara Golkar, PAN, Demokrat dan Gerindra itu lah yang berhimpit. Karena mula-mula ini berasal dari induk yang sama yaitu Golongan Karya. Zaman Pak Harto dulu Orde Baru, yang kemudian jadi berbagai partai termasuk NasDem," kata Hasto di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Kamis (15/11).
Menurut dia, Golkar, NasDem, PAN, Demokrat dan Gerindra berada dalam satu irisan. Artinya, ketika Gerindra turun, empat partai lainnya akan menerima keuntungan.
BACA JUGA: Diingatkan Istri, Sandi Langsung Ziarah ke Makam
Hasto menyamakan fenomena itu terjadi di antara PKB, PPP dan PKS. Ketika PKS mengalami penurunan elektabilitas, maka PKB dan PPP menerima kenaikan.
"Kalau PDI-P relatif tetap, karena 2009 ada tiga belas partai nasionalis - soekarnois. Dan kemudian terkonsolidasi tinggal menjadi PDI-P shingga terjadi gerakan kembali ke kandang banteng," kata Hasto.
BACA JUGA: Megawati Heran Kubu Prabowo Belum Beberkan Program
Lebih lanjut kata Hasto, dulu ada 13 partai politik yang kemudian kembali ke PDI-P. Sementara di Golkar, para tokoh-tokohnya pecah dan membuat masing-masing partai politik.
Selain itu, Sekretaris TKN Jokowi - Ma'ruf ini menyebut partai yang tergabung dalam koalisi pemerintah tidak akan saling berebut suara.
Sebab, berdasarkan hasil survei, sembilan partai politik yang tergabung tidak saling menjatuhkan.
"Kelebihan dari Koalisi Indonesia Kerja, kami tidak berhimpit satu sama lain," pungkas Hasto. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hentikan Berbalas Pantun Politik Jelang Pilpres
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga