Kubu Yingluck Khawatir Dicurangi

Minggu, 03 Juli 2011 – 17:30 WIB
BANGKOK - Hujan deras yang mengguyur Bangkok kemarin (2/7) tak mampu meredakan rivalitas dua musuh utama yang akan bertempur dalam pemilu Thailand hari ini, Yingluck Shinawatra dari Partai Rakyat Thailand (Puea Thai Party) dan Abhisit Vejjajiva dari Partai Demokrat.

Yingluck menuding pemerintahan Abhisit telah gagal mengangkat taraf kehidupan rakyatSementara itu, Abhisit menuduh Yingluck hanya bertujuan memberikan amnesti kepada sang kakak, Thaksin Shinawatra, sekaligus mengembalikan hartanya yang disita negara.

Di Stadion Rajamangala, Bangkok, Yingluck menjanjikan stabilitas ekonomi dan sosial kalau partainya memenangi pemilu yang akan memperebutkan 500 kursi parlemen tersebut

BACA JUGA: Maroko Gelar Referendum Pembatasan Monarki

Caranya, seperti dilaporkan Bangkok Post, menurunkan harga bahan bakar serta meningkatkan subsidi pangan dan kesehatan.

Mantan pebisnis berusia 43 tahun itu juga menjamin rerata gaji minimum nasional bakal meroket hingga 30 ribu bath per bulan dalam sembilan tahun yang terangkum dalam Visi 2020 Partai Rakyat Thailand.

"Dalam sembilan tahun ke depan, tak ada lagi rakyat Thailand yang miskin," tegas ibu satu anak itu
"Beri saya kesempatan untuk mengabdi

BACA JUGA: Wittstock Resmi Jadi Putri Monako

Beri saya kesempatan untuk memperbaiki perekonomian
Beri saya kesempatan untuk memimpin seluruh bangsa ini memenuhi harapan Yang Mulia Raja mengakhiri perselisihan," lanjutnya.

Tapi, janji-janji Yingluck itu diserang habis kubu Abhisit dan Partai Demokrat yang menghelat kampanye terakhir di Royal Plaza, Bangkok

BACA JUGA: Saudari Thaksin Banjir Dukungan

Dalam orasinya, Abhisit yang menjadi perdana menteri sejak akhir 2008 itu menganggap tujuan Puea Thai hanya melayani kepentingan Thaksin.

"Agenda mereka (Puea Thai dan kubu pro-Thaksin pada umumnya) tak pernah berubah, membawa Thaksin pulangIntinya, apa yang dipikirkan Thaksin, itulah yang dilakukan Puea Thai," tegas Abhisit di hadapan ribuan pendukung sebagaimana dikutip Bangkok Post.

Thaksin, mantan perdana menteri yang dikudeta pada 2006, kini tinggal di DubaiDia dijatuhi hukuman dua tahun penjara dalam kasus korupsiHarta dan asetnya senilai 46 miliar bath juga disita negara.

Nah, harta itulah yang dituding Abhisit berupaya dikembalikan Yingluck kepada sang kakakPadahal, ujar Abhisit, harta sebanyak itu bisa digunakan untuk meng-cover dana pensiun, asuransi kesehatan jutaan orang, serta biaya pendidikan anak-anak.

Meski diserang habis-habisan kubu berkuasa, kans Yingluck dan Puea Thai untuk memenangi pemilu hari ini sangat besarItu tak lepas dari tingginya popularitas Thaksin di kalangan bawah, terutama mereka yang tinggal di pedesaan dan menggantungkan hidup pada pertanian.

Jumlah basis pendukung Thaksin itu mencapai 24 juta di antara total 67 juta warga ThailandMereka membentuk barisan Kaus Merah "barisan pendukung Thaksin" di sekitar 1.000 desaMayoritas tersebar di wilayah utara dan timur Negeri Gajah Putih itu.

Namun, meski yakin menang, tak sedikit kaum Thaksinite alias pendukung Thaksin yang khawatir mereka bakal dicurangiMaklum, mereka berhadapan dengan partai berkuasa yang didukung militer.

"Kalau benar kami dicurangi, bakal ada protes besar-besaran di Bangkok," kata Tan Chaitep, wakil ketua barisan Kaus Merah dari Desa Ban Nong Hoo Ling, Provinsi Udon Thai, kepada BBC.

Maret sampai Mei 2010, kaum Kaus Merah menguasai BangkokMereka menuntut amnesti bagi Thaksin yang dianggap sebagai sang penyelamat lewat kebijakan-kebijakan populernya yang prorakyatMiliter akhirnya turun tangan membubarkan mereka yang berakibat tewasnya 91 orang(ttg/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sang Tokoh Anti Amerika Itu Berjuang Melawan Kanker


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler