BACA JUGA: Sang Tokoh Anti Amerika Itu Berjuang Melawan Kanker
Mulai kemarin (1/7), para pengamat politik internasional mulai memusatkan perhatian mereka ke Bangkok.Para pakar meramalkan pemilu legislatif dan perdana menteri (PM) baru itu bakal menjadi momentum kembalinya Thaksin Shinawatra
BACA JUGA: Empat Pembunuh Rafik Hariri Ditangkap
Wajah baru partai Thai Rak Thai yang didirikan Thaksin itu mengusung Yingluck Shinawatra sebagai kandidat nomor satu"Thaksin-lah pemenang seluruh pemilu Thailand pada abad 21 ini
BACA JUGA: Para Tokoh Khmer Merah Janji Kooperatif
Partai yang dia pimpin tak pernah kalah," kata Thitinan Pongsudhirak, pakar ilmu politik dari Chulalangkorn University di BangkokSejak terbentuk pada 20 September 2008 pun, PTP tak pernah lepas dari peranan penting ThaksinTaipan Thailand yang kini bermukim di Dubai tersebut juga menjadi donatur sekaligus pemimpin de facto partai.Bagi kalangan pekerja, terutama yang tinggal di wilayah pinggiran kota, tokoh 61 tahun itu tetap menjadi idolaBahkan, tuduhan korupsi tak membuat anggota dan simpatisan PTP berhenti mengagumi ThaksinSebagai bentuk penghormatan terhadap mantan PM yang lengser setelah kudeta 2006 itu, kalangan pekerja Thailand mengalihkan dukungan mereka kepada Yingluck.
Karena itu, meski perempuan 44 tahun tersebut merupakan pendatang baru di dunia politik Thailand, popularitasnya sangat tinggiBahkan, sampai mengungguli PM Abhisit Vejjajiva"Fakta bahwa dukungan terhadap Yingluck Shinawatra sangat tinggi mencerminkan masih kuatnya pengaruh Thaksin di negeri iniBanyak yang merindukan sosoknya," papar Paul Chambers, ilmuwan senior Payap University.
Dalam sebuah wawancara, Thaksin menyebut Yingluck sebagai kloningan dirinyaKomentar itu sukses melipatgandakan dukungan terhadap perempuan cantik yang selama ini lebih dikenal sebagai pebisnis tersebutApalagi, ibu satu putra itu juga tak malu menumpang popularitas sang kakak"Saya tak tahu seberapa besar cinta Anda semua kepada ThaksinTapi, bisakah kalian membagi cinta itu untuk saya," katanya.
PTP yang kini menjadi oposisi, juga sudah menyiapkan beberapa skenario untuk mengembalikan Thaksin ke panggung politik Thailand jika Yingluck sukses menjadi PMSalah satunya adalah memberikan amnesti kepada pendiri Shincorp tersebutTapi, pemerintahan Abhisit yang didukung militer jelas tak ingin itu terjadiKarena itu, mereka berusaha kuat membendung kemenangan mutlak PTP dalam pemilu besok.
"Tapi, siapa yang keluar sebagai pemenang dalam pemilu Minggu nanti bukanlah hal pentingYang lebih penting adalah dampak geopolitiknyaBisa tidak masyarakat, khususnya rakyat Thailand, menerima hasil pemilu mendatang," beber Ernest Bower, direktur program Asia Tenggara pada Center for Strategic & International Studies, dalam wawancara dengan CNN.
Jika rakyat tak puas dengan hasil pemilu, bisa dipastikan Thailand akan kembali berselimut kerusuhanLebih-lebih, beberapa waktu lalu, militer Negeri Gajah Putih itu dikabarkan sudah mempersiapkan kudeta politik untuk membatalkan kemenangan PTPMeski Panglima Angkatan Darat (AD) Prayuth Chan-ocha membantah berita tersebut, indikasi menuju kudeta politik menguat.
Belakangan, sejumlah serdadu juga mulai mengintimidasi para calon pemilihMereka mengimbau rakyat memberikan suara mereka hanya kepada kandidat yang benar-benar bersih"Demokrasi Thailand sebenarnya sangat sehatSayangnya, musuh terlalu banyak," kritik Michael Montesano, asisten dosen ilmu studi Asia Tenggara pada National University of Singapore.
Besok, sedikitnya 47 juta orang akan memberikan suara mereka di tempat-tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di seantero Thailand dan buka mulai pukul 08.00 waktu setempatMereka akan memilih 500 anggota majelis rendah atau DPRSebanyak 250 orang akan ditentukan langsung lewat perolehan suara dalam pemilu nantiSedangkan, 125 lainnya akan dipilih lewat sistem perwakilan(AP/AFP/hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagarde Pergi, Sarkozy Rombak Seluruh Kabinet
Redaktur : Tim Redaksi