Maroko Gelar Referendum Pembatasan Monarki

Sabtu, 02 Juli 2011 – 23:16 WIB
RABAT - Berbagai revolusi populer di dunia Arab memberi pelajaran penting bagi MarokoKemarin (1/7) rakyat Maroko menghelat referendum untuk membatasi kekuasaan Raja Mohammed VI yang hampir mendekati absolut.

Sebelumnya, sang raja telah menawarkan reformasi politik

BACA JUGA: Wittstock Resmi Jadi Putri Monako

Berkaca pada revolusi Tunisia dan Mesir, Mohammed VI mengumumkan bahwa reformasi yang diusulkan bulan lalu, membagi kekuasaan pemerintahan kepada perdana menteri dan parlemen.

Dalam draf konstitusi yang menjadi dasar referendum kemarin, raja akan tetap menjadi kepala negara, militer, dan pemimpin spiritual Islam di Maroko
Sementara perdana menteri, yang akan dipilih dari partai politik terbesar di parlemen, mengambil alih tugas pemerintahan.

Analis menyatakan, muncul sedikit keraguan bahwa para pemilih bakal menyetujui konstitusi baru

BACA JUGA: Saudari Thaksin Banjir Dukungan

Sebab, tingkat keikutsertaan pemilih akan menentukan kredibilitas hasil referendum tersebut.

Di sebuah tempat pemungutan suara di Sale, sebuah kota dekat dengan ibu kota, seorang pemilih, Youssef Ghanmi, 35, menyatakan mendukung reformasi yang diusulkan raja
"Saya memilih konstitusi baru, karena memberikan ruang untuk pemisahan kekuasaan dan sistem peradilan yang lebih mandiri

BACA JUGA: Sang Tokoh Anti Amerika Itu Berjuang Melawan Kanker

Ini juga akan menciptakan persamaan antara pria dan wanita," kata pria yang berprofesi sebagai sopir tersebut seperti dilansir Agence France Presse.

TPS dibuka sejak pukul 08:00 dan ditutup pada 17:00Hasil awalnya diperkirakan akan diketahui pagi hari ini, Sabtu (2/7)Sekitar 13 juta dari 32 juta rakyat Maroko terdaftar sebagai pemilih(cak/ami/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Pembunuh Rafik Hariri Ditangkap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler