Kuliah Jarak Jauh Atasi Masalah Kekurangan Jumlah Dosen

Selasa, 13 Februari 2018 – 07:43 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, menghadapi Revolusi Industri 4.0, Indonesia lebih mengembangkan sistem pembelajaran distance learning atau melalui online learning.

Ke depan belajar tidak ada batasan ruang (borderless). Jumlah kelas untuk belajar pun tidak akan menjadi masalah, karena dilaksanakan dengan online.

BACA JUGA: Ini Skema Baru Program Insentif Riset

"Nantinya Indonesia dalam pendidikan tinggi semakin baik. Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN harus berlari cepat agar Indonesia sukses berkualitas," kata Menteri Nasir saat menjadi narasumber dalam Dialog Nasional ke-6 "Sukses Indonesiaku", bertempat di Palembang Sport and Convention Center (PSCC), Senin (12/2).

Dia menambahkan, dengan dampak revolusi industri 4.0 ini, perguruan tinggi harus menyesuaikan. Dan beberapa masalah seperti rasio dosen ke depan akan tidak menjadi masalah, karena mulai berpindah ke online.

BACA JUGA: Energi Baru Terbarukan Mestinya Disubsidi Pemerintah

Namun, infrastruktur online di perguruan tinggi harus jelas dan memadai, dan perbanyak juga program studi (prodi) yang berhubungan dengan revolusi industri 4.0.

Nasir mengangkat kesuksesan dalam kinerjanya sesuai dengan Nawacita, antara lain menurutnya program bidikmisi di Indonesia sudah berjalan dengan baik.

BACA JUGA: Menteri Nasir: Kembangkan Tenaga Nuklir untuk Perdamaian

"Sekarang mahasiswa Indonesia yang kurang mampu secara ekonomi, tidak ada kata berhenti kuliah, semua tetap terus kuliah sampai selesai," paparnya.

Di bidang entrepreneurship dan startup, Nasir mengatakan Kemenristekdikti berhasil menghasilkan lulusan yang ternyata sudah memiliki jiwa usaha.

"Contoh suksesnya adalah ada lulusan Diploma 3 yang sekarang membuka usaha ayam geprek atau gepuk dengan gerai lebih dari 30 gerai, dan usaha jamur di mana omsetnya mencapai ratusan juta per bulan. Menariknya lagi ada mahasiswa lulusan bidikmisi yang telah membuka sekolah robotik," terangnya. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Riau Tuan Rumah Peringatan Hakteknas ke-23, Ini Alasannya


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler