jpnn.com - LONDON - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini Indonesia berada di jalan yang tepat untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, yakni menjadi 'Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan'.
Dia meyakini hal tersebut melihat capaian kinerja dan keberlanjutan pembangunan bangsa Indonesia ke depan.
BACA JUGA: Menko Airlangga Dorong Kerja sama RCEP dengan GCC Diperluas
Demikian disampaikan Menko Airlangga dalam kuliah tamu yang diselenggarakan di London School of Economics and Political Science (LSE) di London (29/04).
Menurutnya, pemerintah memiliki empat pilar utama untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2024.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Sampai Juni Harga BBM Tak Naik
Yakni, pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerataan pembangunan serta pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.
Dalam kuliah tamunya, Menko Airlangga menggarisbawahi pentingnya pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
BACA JUGA: Menko Airlangga Optimistis Pendapatan Per Kapita Bisa Tembus USD 30.300
“Indonesia memiliki kekuatan yang harus dimanfaatkan dengan baik. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat, Indonesia memiliki peluang bonus demografi yang wajib dimanfaatkan. Hal ini untuk mengimbangi berkah kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia,” ucapnya.
Menko Airlangga mengatakan Indonesia merupakan negara yang tangguh. Hal ini dibuktikan saat kondisi ekonomi global yang tidak menguntungkan dalam beberapa tahun terakhir perekonomian Indonesia tetap menjadi salah satu dengan pencapaian terbaik di dunia.
Menurutnya di pandemi Covid-19, meningkatnya ketegangan geopolitik, tekanan keuangan, fragmentasi perdagangan, dan perubahan iklim, perekonomian Indonesia tumbuh 5 persen selama delapan kuartal terakhir berturut-turut.
Dia juga mengatakan modalitas lain yang dimiliki Indonesia selain stabilitas pertumbuhan ekonomi adalah stabilitas politik.
Pada Februari 2024, Indonesia telah berhasil mengadakan pemilihan umum. Pemerintahan baru akan tetap berkomitmen pada prioritas reformasi struktural dan hasil pemilihan tidak akan mengalihkan sikap tersebut.
Fokus kebijakan pada pertumbuhan dan kewaspadaan fiskal akan tetap utuh.
Menurut Menko Airlangga, Indonesia lanjut bergerak menjadi ekonomi yang maju pascapemulihan ekonomi yang solid dari pandemi.
Untuk mencapai hal tersebut pemerintah berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi rata-rata 6-7 persen per tahun dalam 20 tahun ke depan.
Dia juga mengatakan untuk mencapai hal tersebut diperlukan dukungan investasi untuk tumbuh sebesar 6,8 persen per tahun.
Pemerintah telah merancang strategi komprehensif dan adaptif untuk melakukan transformasi ekonomi melalui sains dan teknologi, inovasi, dan produktivitas ekonomi.
Kemudian, implementasi ekonomi hijau, transformasi digital, integrasi ekonomi domestik dan global dan area perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
Terkait upaya seimbang pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi domestik maupun global, Menko Airlangga menjelaskan pemerintah berfokus pada perbaikan peraturan dan kemudahan melakukan bisnis untuk menarik investasi di Indonesia.
Antara lain melalui penegakan UU Cipta Kerja, implementasi pendekatan berbasis risiko OSS, dan memberikan insentif fiskal.
"Sementara itu sebagai significant global player, Indonesia terus menunjukkan kepemimpinannya baik di tingkat global melalui forum G20 hingga forum regional seperti ASEAN dan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). Proses keanggotaan OECD juga bertujuan untuk memfasilitasi formulasi dan perbaikan kebijakan dan peraturan,” katanya.
Pada kuliah tamu yang dihadiri lebih dari 100 mahasiswa di London tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan upaya pemerintah dalam memobilisasi dan memaksimalkan tiga mesin ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan.
Pertama, mesin perekonomian konvensional yang digunakan harus diperbaharui untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas yang ada.
Revitalisasi mesin ini akan meningkatkan stabilitas makroekonomi dengan meningkatkan investasi baru, ekspor, dan daya saing.
Kedua, mesin ekonomi baru yang akan berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan masa depan.
Mesin ekonomi baru ini mencakup penggunaan aplikasi digital dan kecerdasan buatan, pengembangan industri semikonduktor untuk mendorong industrialisasi, dan pengembangan ekonomi hijau dan energi terbarukan.
Ketiga, mesin ketahanan sosial yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup kelompok masyarakat miskin dan rentan.
Menko Airlangga mengundang pelajar yang hadir dalam kuliah tamu tersebut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di Inggris untuk meningkatkan kontribusi bagi perekonomian Indonesia.
Salah satu sektor yang menarik adalah ekosistem kendaraan listrik. Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik yang selaras dengan strategi downstreaming critical mineral Indonesia.
Selain itu, pengembangan sektor ini akan mempercepat agenda dekarbonisasi. Indonesia juga mulai menjadi pusat produksi kendaraan listrik global, antara lain Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, SGMW Motor Indonesia, BYD Motor, dan Chery Indonesia.
Sementara itu, beberapa produsen yang dikonfirmasi akan bergabung pada tahun 2024 adalah Neta, Vinfast, Citroen, dan MG Motors.
Sepanjang 2023, total penjualan kendaraan listrik baterai mencapai 17.147 unit atau tumbuh 66% dibandingkan dengan 2022.
Turut hadir dalam kuliah tamu ini Wakil Menteri Perdagangan RI, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian.
Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, dan Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris merangkap Irlandia dan IMO.
Kuliah tamu di LSE ini terselenggara melalui kerja sama Kemenko Perekonomian dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di London dengan dihadiri pelajar internasional di Inggris. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia - Australia Kolaborasi Hilirasi Industri, Digitalisasi, dan Pendidikan
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang