BACA JUGA: Rp 624 M Dana BOS Terindikasi Menyimpang
Mulai beredarnya kunci jawaban hingga lembar soal ujian yang tertukarBACA JUGA: Pojok Antikorupsi Disambut Antusias
Beberapa kepala sekolah mulai resah
BACA JUGA: Siswa Berprestasi Bebas Masuk PT
"Yang laporan anak-anak sendiriAda oknum yang jual soal plus jawabanSaya pesan kepada mereka jangan sampai percaya karena bisa merugikan mereka," terangnya.Idan patut mewaspadai munculnya kunci jawaban palsuGara-garanya, tahun lalu 24 anak didiknya tidak lulus UN lantaran memercayai jawaban palsu beredar"Saya tidak ingin hal itu terulangAnak-anak kami bekali dengan persiapan matang agar mereka percaya diri," ungkapnya.
Bukan hanya Idan, Koordinator UN SMAN 35 Saryono juga mengantisipasi persoalan itu"Sejak awal, kami sudah mengantisipasi persoalan iniMudah-mudahan, kalau ada kunci jawaban palsu yang beredar, anak-anak melapor," ungkapnyaSMAN 35 menargetkan kelulusan unas anak didiknya tahun ini mencapai seratus persen.
Di sisi lain, Iqlima Utami, siswa SMAN 35, mengeluhkan rumitnya jawaban soal UNKemarin materi ujian adalah bahasa Indonesia dan Sosiologi"Ada dua jawaban yang sama-sama benarTapi, kita harus pilih yang paling benarPokoknya membingungkan karena jawabannya hampir mirip," keluh siswa jurusan IPS ituHal senada diungkapkan Fajar Setiawan, siswa jurusan IPA. "Memang rata-rata soalnya sama seperti di try outTapi, jawabannya banyak yang miripSusah, membingungkan," katanya diamini teman-temannya.
Ketika ditanya ihwal sulitnya soal UN, Direktur Pembinaan SMA Sungkowo mengatakan bahwa dirinya belum membaca materi soal UNNamun, menurut dia, kesulitan itu wajarSebab, tujuan Depdiknas memang meningkatkan standar kualitas UN"Dari tahun ke tahun, bobot soal UN wajarnya semakin sulit," terangnya
Meski begitu, target kelulusan diharapkan tetap naikTahun lalu, kata dia, tingkat kelulusan UN mencapai 90 persenTahun ini, pihaknya menargetkan tingkat kelulusan mencapai 94 persen"Namun, tetap saja kelulusan itu harus didapatkan dengan jujur," pesan SungkowoSebab, tingginya tingkat kelulusan UN tidak akan berarti tanpa kejujuran
Pelaksanaan UN di sekolah-sekolah itu, lanjutnya, juga relatif tanpa masalahSiswa datang tepat waktu dan tidak ditemukan kecurangan"Pengawas juga amat telitiMulai mengambil soal di subrayon hingga memasukan lembar jawaban soal ke dalam amplop diawasi dengan ketat," ujarnya setelah meninjau pelaksanaan UN di SMAN 44, SMAN 71, SMAN 81, dan SMA Muhammadiyah, Jakarta Timur.
Di subrayon 02, Jakarta Pusat, pelaksanaan UN juga mendapatkan pengawalan yang ketat dari tim pemantau independen (TPI) dari Universitas Indonesia (UI)Sekretaris TPI dari UI yang membawahkan subrayon 02 Suminta Singgih mengatakan, pengawas tidak menemukan indikasi pelanggaran pada ujian pertama kemarin"Sampai saat ini, belumNggak tahu besok-besok, kan masih beberapa hari lagiTapi, mudah-mudahan tidak ada kecurangan," ujarnya
Terpisah, koordinator pengawas dan tim pemantau independen (TPI) nasional Haris Supratno mengatakan, berdasar laporan berbagai koordinator PTN di berbagai provinsi, pelaksanaan UN kemarin relatif aman"Sementara ini kami belum menemukan indikasi kecuranganSemoga tetap seperti itu," ujarnya
Haris menilai kedewasaan sekolah dalam menghadapi UN kali ini cukup terlihatIni dibuktikan dengan keterbukaan sekolah menerima pengawas"Sekolah-sekolah cukup terbuka dan terkesan tidak ada yang ditutup-tutupi," ujarnyaJika hal itu dipertahankan, kredibilitas hasil UN untuk dipakai masuk PTN bisa segera tercapai"Karena memang itulah alasan kenapa BSNP menunjuk PTN mengawasi UNYaitu, agar kredibilitas unas dipercaya PTN," ungkapnya
Lembar Soal Tertukar-Rusak
Di Tangerang Selatan (Tangsel), setidaknya tercatat 26 lembar soal UN rusak dan tertukarSedangkan lembar jawaban rusak jumlahnya lebih banyak, ada 35 lembar jawaban"Ini data dari dua rayon di Tangerang SelatanBisa jadi lebih banyak kalau ditambah dengan rayon di Kabupaten Tangerang," jelas Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan Dadang Sofyan usai mengunjungi rayon 1 UN 2009 di SMA 2 Pamulang, kemarin sore.
Soal yang mengalami kerusakan itu, menurut dia, memang tidak semua soalHanya pada lembar-lembar tertentuPada lembar yang rusak itu tidak ada soal yang tercantum"Jadi kertasnya terlihat polos saja," ujar pejabat yang baru dua bulan menempati posisi kepala dinas ini
Selain itu, sambung Dadang, terdapat lembar soal yang tidak bisa digunakan karena cacat secara fisikAkibatnya, ada materi soal yang tak bisa dipahami jelasKondisi tersebut juga masuk kategori rusak dan tak bisa digunakan
Sedangkan lembar jawaban rusak, lanjut dia, jumlahnya lebih banyakKondisinya hampir serupa dengan lembar soal rusakTidak terlihat jelas cetakannyaTentunya tak bisa digunakan seperti layaknya"Terpaksa kita ganti soalnyaBegitu pula lembar jawabannya," tambah dia
Bagi peserta yang mendapatkan soal pengganti, Dadang memastikan tidak ada perbedaanKualitas soal dan lainnya samaHanya ada tambahan waktuItu terkait soal cadangan hanya tersedia di rayon sekolahTidak tersebar di sekolah-sekolahDengan sentralisasi soal, menurutnya, sangat tidak mungkin ada kebocoranApalagi soal yang diganti pun harus diawasi tim independen ujian"Jadi ada berita acaranyaTim independen itu juga ikut saat menggantikan soal," tambahnya
Mengenai soal ujian tertukar, Dadang mengaku jumlahnya banyakAda satu amplop soal di rayon 1 Pamulang yang tertukar isinyaIni tentu membuat proses ujian pun sedikit tergangguDia menduga, semua kesalahan dalam ujian ini lebih bersifat human error dan machine errorKondisi tersebut masih dapat ditoleransi dan terkendaliDi Tangsel, tercatat 8.668 peserta ujianMereka terdiri atas pelajar SMK dan SMA
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Beredar
Sementara itu, hari pertama UN SMA di Kota Tangerang kemarin diwarnai beredarnya jawaban soal Bahasa Indonesia yang tengah diujikanKali pertama soal jawaban itu beredar di SMK Negeri 4 yang berlokasi di Jalan Veteran, No 1, Kecamatan Tangerang, Kota TangerangSalah seorang siswa sekolah itu yang berinisial EC menuturkan kalau jawaban soal Bahasa Indonesia didapatkan dari temannya
Siswa jurusan terknik konstruksi itu mengatakan kalau 15 menit sebelum masuk ruang ujian dirinya melihat salah seorang temannya membawa jawaban yang ditulis di sebuah kertas kecil"Melihat jawaban itu, teman-teman saya langsung mencatatnyaAda yang mencatat di kertas, ada yang mencatat di meja, ada juga yang mencatat di tangannya," terang dia kemarin
Tapi, EC mengaku dirinya tidak memercayai akan kebenaran jawaban itu"Saya tidak mencatat dan tidak mau mencontek dari jawaban itu," ungkapnyaTapi saat dirinya keluar dari ruang ujian dan melihat jawaban yang dibawa temannya tadi pagi ternyata hampir 50 persen jawaban dari soal Bahasa Indonesia itu ternyata benar.
Dia juga menjelaskan, kalau soal UN Bahasa Indonesia yang berjumlah 50 soal itu dikerjakan dalam waktu 120 menit atau dua jamEC mengungkapkan, setiap ruangan ujian diawasi dua pengawas dari luar sekolahnya"Jawaban itu beredar di ruang 3, sementara ruang ujian saya di ruang 4Jumlah ruangan yang dipakai UN di SMK Negeri 4 sebanyak 13 ruangan," tukasnya
Selain itu, siswa jurusan listrik industri, SMK yang sama, AR mengatakan di ruang 5 terdapat satu soal Bahasa Indonesia yang tidak tercetak"Satu halaman itu tidak ada soalnya," ungkap ARLantas, pengawas yang berada di ruang itu menukar soal yang tidak ada halamannya itu dengan yang siswa yang berada di bagian depannya. Menanggapi jawaban UN yang beredar di tangan siswa, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Zaenuddin, menyatakan hal itu tidak mungkin terjadi
Walau begitu, dia mengaku akan mengecek para siswa yang curangJika ada siswa curang, pihaknya akan menindak tegas seperti dengan mengulang ujian"Bukan cuma siswa yang terkenaPengawasnya juga akan kami turunkan pangkatnya," tukasnya
Terkait soal yang tidak tercetak, hal itu bisa terjadi lantaran soal dikirim dari Dinas P dan K Provinsi Banten"Silakan soal diganti dengan soal dari rayon masing-masingKarena soal itu disimpan di sana," ujarnya lagi(din/kit/rko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 442 Bahasa Daerah Terancam Punah
Redaktur : Tim Redaksi