Pojok Antikorupsi Disambut Antusias

Rabu, 15 April 2009 – 13:56 WIB
STAKEHOLDER - Wakil Ketua KPK M Jasin (keempat dari kiri) berpose bersama para 'stakeholder' Pojok Antikorupsi KPK yang lain, pada acara peresmian diluncurkannya fasilitas tersebut, di Auditorium Gedung KPK, Jakarta, Rabu (15/4). Foto: Agus Srimudin/JPNN.
JAKARTA - Lima lembaga yang dijadikan lokasi penempatan Pojok Antikorupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menyambut dengan senang penempatan perpustakaan mini berbasis teknologi yang menginformasikan soal korupsi ituDitjen Bea Cukai bahkan meminta kepada KPK agar lebih banyak lagi pojok ditempatkan di lembaganya.

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Prof Komarudin Hidayat, berharap Pojok Antikorupsi itu bisa mendorong generasi muda dan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa yang peduli (dan) ikut memberantas korupsi

BACA JUGA: Siswa Berprestasi Bebas Masuk PT

Sementara Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan mengemukakan, perguruan tingginya menjadikan anti-korupsi sebagai mata kuliah wajib.

"Paramadina menjadikan mata kuliah Anti-korupsi sebagai mata kuliah wajib
Ternyata yang mengambil mata kuliah itu ada sembilan kelas

BACA JUGA: 442 Bahasa Daerah Terancam Punah

Dibandingkan mata kuliah lain, tingkat absensi mata kuliah Anti-korupsi paling rendah
Jadi, mereka (mahasiswa, Red) merasakan betul ada kebanggaan melawan korupsi

BACA JUGA: UU BHP Langgar Konstitusi

Mereka lebih suka melakukan diskusi anti-korupsi daripada yang lain," paparnya di Auditorium KPK di Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (15/4).

Anies mengucapkan terima kasih kepada KPK, karena mempercayakan keberadaan Pojok Antikorupsi di kampus mereka"Ada semangat baru di kampus kami; semangat untuk memerangi korupsiOrang melihatnya, selalu ingat tentang anti-korupsiMereka (mahasiswa) melihat kasus korupsi ini sebagai problem besar yang dihadapi bangsa kita," cetusnya.

Adapun Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Komarudin Hidayat, dalam kesempatan pertemuan itu menceritakan bahwa dia pernah membaca buku yang intinya korupsi itu ibarat ulat"Korupsi itu ibarat ulatKalau ada pohon apel, kalau ulat itu makan daun, potong aja pohonnyaKalau buahnya yang dimakan, potong buahnyaAkan menjadi repot kalau ulat itu makan batang (tubuh)," bebernya.

Menurut Komarudin, dengan sibuknya KPK membongkar sejumlah kasus korupsi, menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sedang sakit"Tapi gak apa-apaKita harus sadarMudah-mudahan selama ini baru sebatas daun-daunnya, atau buah-buahnyaJadi masih bisa dipotongJangan sampai ke batangnya," katanya pula.

"Terima kasih KPK (karena telah) memasang Pojok Antikorupsi di UINSelama ini mata kuliah itu sudah kami laksanakanMahasiswa dan civitas akademika akan sangat senang dengan program iniTentu bisa juga dijadikan sarana untuk penelitian," tambahnya kemudian.

Hal senada pun disampaikan oleh Dirjen Bea Cukai, Anwar Supriadi, berikut Kepala SMA Negeri 70 Jakarta dan Kepala PN Jakarta Pusat (termasuk PN Tipikor, Niaga dan Hubungan Industrial, Red) Andriani SH MH"Kami bangga, dan berharap generasi mendatang bebas dari korupsi, serta mampu melawan korupsi," ujar Pono, Kepsek SMAN 70 Jakarta yang sempat menyampaikan puisi saat launching Pojok Antikorupsi di lima lembaga itu, di Auditorium KPK(gus/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebelum Diluncurkan, Sekolah Gratis Sumsel Diseminarkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler