Kuningan Salah Satu Lumbung Pangan di Jabar, Wabup Ajak Generasi Muda Bertani

Senin, 22 November 2021 – 00:26 WIB
Program sekolah lapang di Kabupaten Kuningan. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, KUNINGAN - Wakil Bupati (Wabup) Kuningan HM Ridho Suganda menyerukan kepada para petani supaya bisa mengoptimalkan hasil panen pertaniannya guna memperkuat ketahanan pangan.

Salah satunya, kata Ridho Suganda, dengan melakukan regenerasi petani sehingga sektor ini makin kuat.

BACA JUGA: Pelajar SMK Tewas Secara Sia-Sia

"Kaum muda mudi, generasi milenial harus membanggakan profesi petani," kata dia melalui keterangan tertulisnya, Minggu (21/11).

Dia mengatakan generasi muda Kabupaten Kuningan harus menyadari bahwa daerahnya memiliki lahan pertanian yang luas dan potensial.

BACA JUGA: NTB Salah Satu Lumbung Pangan Nasional

"Kabupaten Kuningan merupakan salah satu daerah dengan stok pangan melimpah. Daerah yang diandalkan dalam ketahanan pangan negara. Kami minta para petani dapat mengolah dan memanfaatkan lahan pertaniannya secara optimal," kata Ridho.

Dia menjelaskan banyak kota/kabupaten di sebelah Kuningan sangat mengandalkan hasil pertanian dari Kabupaten Kuningan.

BACA JUGA: Nenek Daliyah Diduga Tenggelam di Kali Gombong

"Mereka bisa menikmati hasil pertanian kita (Kabupaten Kuningan, red), kalau kita berproduksi dengan baik. Dan juga, mereka bisa mempunyai keuntungan karena petani Kuningannya masih bisa terus bertani," lanjutnya.

Wabup Kuningan menyebutkan bahwasannya berprofesi sebagai petani harus menjadi sebuah kebanggaan.

Karena menurutnya, petanilah yang menjadi poros utama negara ini. Maka dari itu, para petani agar dapat menularkan kemampuan bertaninya kepada para pemuda, supaya regenerasi petani terus berlanjut.

“Menjadi petani saat ini harus dijadikan kebanggan kita dalam melakukan sebuah profesi. Dan ini harus ditularkan kepada seluruh anak-anak muda. Nah, kira-kira apa yang harus kita lakukan dari pihak pemerintah dengan masukan dari penyuluh dan bapak/ibu petani. Apa yang harus kita sampaikan ke para pemuda, supaya membuat pemikiran mereka ternyata jadi petani itu adalah profesi yang menjanjikan,” jelasnya.

Ridho mengapresiasi dengan hadirnya program IPDMIP. Menurutnya, program ini memberikan stimulus yang besar terhadap peningkatan kapasitas SDM pertanian Kabupaten Kuningan.

"Terbukti setelah tiga tahun berjalan, ribuan pertanian terbantu dengan program-program IPDMIP," jelas Ridho.

Dia optimistis dalam beberapa tahun ke depan, pertanian Indonesia semakin maju khususnya Kabupaten Kuningan yang notabene salah satu lumbung pangan di Jawa Barat.

"Swasembada Pangan, ekspor, dan kesejahteraan petani harus terus kita realisasikan," tutup Ridho.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan kalau sektor pertanian sangat menjanjikan. Terbukti, di Indonesia yang tidak kena resesi dampak Covid-19 ialah sektor pertanian.

"Maka dari itu, pertanian kita harus kembangkan dengan kuat, apalagi pertanian adalah sektor yang tidak membuat masyarakat miskin," tegas SYL -sapaannya.

Lebih lanjut SYL menekankan pada masa pandemi Covid 19 ini, pertanian merupakan sektor yang tangguh bahkan menjadi satu-satunya sektor yang selamatkan perekonomian nasional.

Oleh karena itu, panen padi ini menjadi pembuktian bahwa dalam tantangan apapun, pertanian selalu berproduksi.

"Pada kuartal II-2020 ini, BPS mencatat ada dua sektor yang pertumbuhan PDB-nya positif atau berkontribusi terhadap PDB nasional, yaitu pertanian dan telekomunikasi," kata SYL.

"Sektor pertanian paling tinggi kontribusinya yakni 16,24 persen, sementara telekomunikasi hanya 1,29 persen. Ini adalah bukti sektor pertanian tidak terkena dampak akibat tantangan apa pun sehingga kita harus bersinergi memperkuatnya ke depan," lanjutnya.

Perlu diketahui, BPS mencatat nilai tukar petani (NTP) tercatat sebesar 100,09 persen pada Juli 2020, sehingga naik 0,49 persen dibanding NTP Juni 99,6 persen, dan Mei 2020 hanya 99,47.

Begitu pun dengan ekspor, sektor pertanian mampu menyumbang 2,54 persen secara nasional senilai USD 0,35 miliar.

Pada saat sektor lain mengalami penurunan, ekspor pertanian pada Juli 2020, justru meningkat 24,1 persen dibandingkan Juni, dan 11,17 persen dibandingkan Juli 2019.

"Semua ini pastinya karena kerja keras kita semua, karena jerih payah petani yang selalu tak berhenti menanam, para aparat yang selalu setia mengawal dan mendampingi. Dan saya ingin sinergi ini terus berjalan," tandasnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menegaskan program IPDMIP menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Khususnya di daerah irigasi sehingga pada akhirnya kesehatan petani bisa meningkat.

Menurutnya, IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu.

"Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” kata Dedi. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler