Kunjungi Batam, Putu Rudana Dorong Pengembangan Cross Border Tourism

Selasa, 02 Juli 2024 – 20:27 WIB
Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Rudana bicara soal Cross Border Tourism saat kunjungan kerja ke Batam. Foto: BKSAP

jpnn.com - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mendorong pariwisata perbatasan atau cross border tourism terus digaungkan di Indonesia.

Menurut Putu, Indonesia memiliki destinasi wisata yang unggul dan bagus, serta konektivitas dengan negara tetangga sudah baik.

BACA JUGA: Putu Rudana Dorong Pemerintahan Jokowi Segera Wujudkan Indonesia-EU CEPA

Putu menyampaikan hal tersebut saat kegiatan BKSAP Day di Kota Batam, terkait peran diplomasi parlemen dalam mendukung promosi pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism.

Dalam kesempatan itu, Putu bersama sejumlah rombongan BKSAP DPR mengunjungi Batam Tourism Polytechnic dan Institut Teknologi Batam (ITEBA).

BACA JUGA: Bea Cukai: 2 KEK Baru di Batam dalam Proses Pengusulan

Pimpinan dan anggota BKSAP DPR RI yang hadir, antara lain Gilang Dhielafararez, Achmad Hafisz Thohir, Sukamta, Arzeti Bilbina, Muslim, Hasani bin Zuber, dan Asman Abnur.

"Saya merasakan sebagai orang yang duduk di  DPR RI, pimpinan BKSAP, juga sebagai salah satu pelaku pariwisata di Indonesia, bahwa cross border tourism tentu harus terus kita bangun dan kembangkan," ujar Putu dikutip dari siaran pers, Selasa (2/7).

BACA JUGA: Kapolda Sumbar Sibuk Cari Pelaku yang Viralkan Kematian Afif Maulana, Sahroni Geram

Putu menilai kondisi itu menjadi kelebihan dan potensi yang besar yang dimiliki beberapa provinsi di Indonesia. Contohnya, Kota Batam yang sudah memiliki konektivitas yang cukup baik dengan Singapura dan Malaysia.

"Batam tinggal menambah frekuensi konektivitas jadwal penyeberangannya dan tentu dengan melakukan pembenahan di segala bidang secara berkesinambungan,” tutur legislator asal Bali itu.

Diketahui bahwa Batam adalah zona yang dibangun untuk wilayah perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, dan saat ini berkembang menjadi salah satu destinasi unggulan pariwisata sekaligus pintu gerbang utama kepariwisataan Indonesia.

Sebelum pandemi Covid-19, Batam selalu masuk tiga besar dari sisi penerimaan dan masuknya wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Putu Rudana mengatakan bahwa pintu gerbang pertama dari sisi jumlah wisman itu Bali, di mana sebagian besar masuk melalui udara dan laut khususnya kapal pesiar.

Kedua adalah Greater Jakarta yang mana sebagian besar masuk lewat udara karena hub utama di Indonesia adalah Soekarno Hatta.

"Dan ketiga adalah Batam, yang mana masuknya wisatawan sebagian besar melalui penyeberangan laut perbatasan (border). Pasca Covid-19, tiga wilayah ini selalu bersaing untuk menjadi yang terdepan,” kata Anggota biro komite IPU untuk Pembangunan Berkelanjutan itu.

Putu melihat dengan segala potensi dan letak geografis yang dimiliki, Batam sebagai wilayah wilayah/zon perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, ke depan dapat menjelma menjadi sebuah destinasi pariwisata yang unggul dan komprehensif.

"Batam memiliki potensi besar dengan komprehensif konsep of tourism untuk menjelma menjadi sebuah destinasi alternatif di antara tiga negara, yaitu Indonesia, Singapore, dan Malaysia," kata Putu Rudana.

Oleh karena itu, Putu mendorong agar ke depan juga dibangun cross border tourism di daerah lain, misalnya, Sulawesi Utara dengan Filipina, Papua dengan Papua Nugini, bahkan negara-negara Pasifik dan sekitarnya.

"Juga beberapa wilayah perbatasan di pulau Kalimantan yang dekat dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Brunei. Sehingga sebetulnya sustainability atau keberlanjutan dan kesinambungan kepariwisataan ini bisa dibangun apabila marketnya dekat dan besar dengan destinasi itu serta memiliki keunikan dan kelebihan dengan bordering countries-nya,” ujar Putu.

Sementara itu, Anggota BKSAP DPR RI Asman Abnur mengatakan yayasan yang dipimpinnya ingin membangun sumber daya manusia berkualitas internasional.

Sebab, kata dia, saat ini mahasiswa Batam Tourism Polytechnic dan Institut Teknologi Batam sudah tersebar kerja di luar negeri.

"Yang dibangun ini adalah pembangunan SDM yang berkualitas internasional secara mandiri. Mahasiswa kami sudah banyak sekarang yang bekerja di luar negeri. Di Middle East, Dubai, Qatar, Hong Kong, Amerika, Jepang, dan lainnya,” kata Asman.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler