Kunjungi Lokasi Ledakan, Tepis Dugaan Sabotase dan Kelalaian

Kamis, 06 Maret 2014 – 18:21 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin menilai tidak ada kelalaian dalam ledakan gudang amunisi milik Komando Pasukan Katak Kawasan Armada Barat di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin. Hasanuddin menyampaikan hal itu setelah meninjau lokasi ledakan bersama rombongan Komisi I DPR lainnta siang tadi.

"Istilah kelalaian saya melihatnya tidak," katanya kepada wartawan di gedung DPR RI, Kamis (6/3). Menurut pimpinan komisi di DPR yang membidangi pertahanan itu, asap hitam yang membumbung ke udara merupakan dampak dari ledakan.

BACA JUGA: Antasari Azhar Bisa PK Lebih dari Sekali

Hasanuddin mengungkapkan, ledakan yang terjadi pertama kali justru berasal dari bahan peledak jenis TNT. “Amunisi kecil, yang meledak itu sekian ratus biji TNT. Lalu kita tanya kenapa ada TNT, kita lihat kurang seribu biji masih memenuhi persyaratan, dari space-nya tidak (tergolong) penumpukan," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Lebih lanjut pensiunan TNI AD dengan pangkat terakhir mayor jenderal itu menambahkan, TNT di gudang amunisi Kopaska meledak karena adanya konsleting listrik di dalam bunker peninggalan Belanda yang sudah berumur hampir 100 tahun itu. Akibatnya, menyebabkan suhu di dalam bunker menjadi panas dan memicu kebakaran hingga ledakan.

BACA JUGA: DPR Isyaratkan RUU KUHAP KUHP Batal Sah Tahun Ini

Karenanya mantan Sekretarir Militer Kepresidenan itu meragukan kemungkinan adanya sabotase karena lokasi tersebut dijaga ketat oleh prajurit TNI-AL. "Jadi bukan keteledoran atau karena sabotase, tapi karena sudah tua. Kenapa sudah tua? Itu harus ditarik ke atas. Makanya kami akan meminta evaluasi gudang amunisi di TNI," tandasnya.(fat/jpnn)

BACA JUGA: Jaksa KPK Bakal Dalami Peran Sri Mulyani di Proses Persidangan

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekening Diblokir KPK, Politikus Golkar Ngadu ke Hakim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler