jpnn.com, MEDAN - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Mohammed Rycko Amelza Dahniel mengajak seluruh jajaran Polda Sumut untuk terus bersinergi jaga generasi muda dari bahaya ideologi kekerasan serta tidak lengah dalam menjaga negeri.
"Kalau mau menghancurkan negeri ini, hancurkan persatuannya, hancurkan toleransinya dan yang disasar itu generasi muda. Maka, kita harus jaga generasi muda agar tidak tersusupi paham - paham kekerasan. Jangan abai dan lengah menjaga negeri," jelas Rycko melalui keterangannya pada Rabu, 24 Januari 2024.
BACA JUGA: BNPT: Penyesuaian Kelembagaan untuk Keutuhan NKRI
Dalam arahannya, Rycko juga menjelaskan bahan baku utama ideologi kekerasan adalah sikap intoleran. Menurutnya, jika generasi muda terpapar hal tersebut akan berdampak buruk pada keberlanjutan negeri.
"Bahan baku utama ideologi kekerasan adalah intoleran. Tidak dapat menerima perbedaan. Bisa dibayangkan kalau generasi muda kita diberikan pengaruh itu terus bagaimana bangsa ini ke depannya ? padahal negeri ini dibangun dari perbedaan," tambahnya.
BACA JUGA: BNPT RI Mengajak Semua Pihak Memastikan Natal dan Tahun Baru Berjalan Lancar
Mantan Kapolda Sumut 2016 ini juga memaparkan fenomena zero attack 2023 tidak menutup celah berkembangnya sel-sel jaringan terorisme di bawah permukaan, dibuktikan dengan terjadinya migrasi anak - anak remaja dari toleran menjadi terpapar.
"Saya juga ingin menyampaikan satu fenomena atau temuan hasil penelitian I-Khub BNPT yang mana pada 2023 tidak ada serangan terorisme secara terbuka / zero attack, tetapi keberhasilan ini tidak menutup terjadinya penguatan sel - sel jaringan terorisme di bawah permukaan. Sebagai contoh, berdasarkan penelitian I-KHub BNPT tahun 2023 terjadi migrasi anak - anak remaja termasuk di kota Medan dari kelompok toleran migrasi ke intoleran pasif, kemudian menjadi intoleran aktif, hingga akhirnya terpapar" paparnya.
BACA JUGA: Kepala BNPT Mengedukasi Pelajar Indonesia di Inggris Soal Pentingnya Merawat Nilai Kebangsaan
Menanggapi arahan tersebut, Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi, bersedia untuk turut bersama dalam mencegah penyebaran paham yang merugikan bangsa tersebut dengan pelibatan unsur TNI.
"Terima kasih BNPT telah datang, kami akan turut berkolaborasi dalam melakukan pencegahan tentu akan menggandeng TNI dalam prosesnya," ucapnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia