jpnn.com, LONDON - Mahasiswa Indonesia di Inggris yang tergabung dalam Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (Kibar) Youth menyelenggarakan seminar yang mengupas bahaya seks pranikah.
Acara yang berlangsung di Indonesian Islamic Centre (IIC) di London itu menghadirkan sejumlah pembicara terkenal.
BACA JUGA: Kemnaker Bersama Pengusaha & Pekerja Deklarasi Cegah Kekerasan Seksual di Tempat Kerja
Ada Imam Ajmal Masroor, penulis buku best seller '10 Langkah Menuju & Tetap Menikah: Sebuah Perspektif Islam' yang membahas topik kontroversial dan sedang tren di kalangan budaya anak muda, yakni aplikasi perjodohan.
Sebagai informasi, di negara barat, menikah dengan cara Islam merupakan tantangan nyata di tengah lingkungan yang sangat permisif terhadap seks pranikah.
BACA JUGA: GMC Sulsel Kampanyekan Bahaya Kekerasan Seksual kepada Pelajar di Sinjai
Imam Ajmal Masroor mengutip Surat Al-Baqarah ayat 187 untuk menggambarkan hubungan pernikahan yang halal, yakni istri dan suami saling melengkapi satu sama lain dengan ungkapan.
"Pasangan hidup itu layaknya pakaian, dia begitu dekat, melekat erat dengan kulit, menghangatkan tubuh dan membuat terlihat sempurna dengan tujuan untuk membuat ruang aman di rumah (sakinah), aman dari gangguan emosional, finansial, seksualitas dan berbagai jenis gangguan lainnya,” kata Imam Ajmal Masroor.
BACA JUGA: Ingin Terhindar dari Infeksi Menular Seksual Saat Bermain Cinta, Lakukan 4 Hal Ini
Sementara itu, narasumber lainnya, yakni Ustaz Mohamad Zaki selaku CEO dan imam eksekutif lembaga nirlaba pendidikan yang berbasis di London, yakni The Suffa Educational Foundation menekankan sisi spiritual pernikahan.
“Kita tidak dapat mengklaim diri kita berpengetahuan dan beriman kepada-Nya, jika kita tidak memahami Dien (agama Islam) dengan benar, yang berakar di dalam hati kita," ujar Ustaz Mohamad Zaki.
Hadir juga narasumber berikutnya, yaitu Ustaz Salim A Fillah. Kepribadiannya yang humoris menghadirkan suasana riang di ruangan.
Sekitar 90 hingga 160 pendengar antusias di Indonesia, termasuk satu dari Jogokaryan, turut bergabung melalui siaran langsung di Instagram, yang mencapai jangkauan pemuda yang lebih luas dalam diskusi tersebut.
"Wahai Masalah, kamu hanya sementara, namun ikatan ibadah (pernikahan) kami ini abadi. Maka sesungguhnya kekuatan ikatan ini jauh lebih besar daripada masalah-masalah yang mungkin datang," ujar Ustaz Salim dalam menghadapi berbagai kasus perselingkuhan dan perceraian public figure yang marak dimuat di media Indonesia belakangan ini.
Koordinator KIBAR Youth yang juga mahasiswa Master Accounting di University of Sheffield, Kemala Ayunda Putri mengatakan bahwa seminar ini diadakan dengan tujuan memberikan panduan umum bagi para pemuda tentang pernikahan dari perspektif Islam, termasuk persiapan dan apa yang diharapkan setelah menikah.
Dia menyebutkan hanya 6,5 persen penduduk di Inggris yang mengidentifikasi diri mereka sebagai muslim, dengan jumlah sekitar 3,5 juta orang, dan 67 persen dari mereka berusia di bawah 25 tahun.
Meskipun warga Indonesia merupakan minoritas etnis Asia, lebih dari 80 orang menghadiri seminar ini secara langsung di tengah pemogokan kereta api yang berlangsung, tambah Kemala yang juga merupakan awardee Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dari Kemendikbud.
Antusiasme para pemuda ini menginspirasi banyak pemuda lainnya yang menyaksikan secara online pada hari Sabtu untuk mencari pengetahuan tentang pentingnya pernikahan dalam Islam untuk melawan pengaruh negatif.
"Ini adalah seminar dengan dampak global karena mencapai audiens hingga Seattle, Amerika Serikat," ujar Kemala Ayunda Putri.
Ustaz Salim kemudian mengakhiri seminar dengan doa yang tulus.
Dari pertemuan yang penuh berkah ini, dengan pemuda-pemuda yang sadar akan iman dan cerdas, masa depan Indonesia terlihat cerah. (mar1/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi