jpnn.com, SURABAYA - Banjir melanda sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Timur beberapa hari terakhir.
Kejadian itu tak lepas dari kondisi sejumlah sungai besar yang menurun. Pemerintah sebenarnya sudah melakukan sejumlah pencegahan, tapi belum optimal.
BACA JUGA: 18 Hektar Padi Membusuk, Gagal Panen
Belum optimalnya penanganan banjir tersebut disebabkan beberapa hal. Tak hanya soal pendanaan, tapi juga problem teknis lainnya.
BACA JUGA : Namanya Juga Cinta, Tetap Gelar Resepsi di Tengah Banjir
BACA JUGA: Kali Meluap, 1.272 Rumah di 13 Desa Kebanjiran
Di Jatim sendiri, ada sejumlah sungai yang selama ini jadi pemicu banjir. Misalnya daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo.
BACA JUGA: Banjir di Mana-mana, Waspada Leptospirosis!
Aliran sungai tersebut menjadi penyebab banjir di wilayah mataraman hingga pantura. Lalu, ada Kali Lamong yang menjadi sumber banjir tahunan di wilayah Mojokerto-Gresik-Surabaya.
Juga ada Kali Kemuning (wilayah Madura) hingga Kali Welang yang jadi pemicu banjir di wilayah tapal kuda.
BACA JUGA : Kali Meluap, 1.272 Rumah di 13 Desa Kebanjiran
Sejatinya pemerintah sudah berencana membenahi sungai-sungai itu. Namun, sejauh ini cukup banyak kendala yang membuat rencana tersebut butuh waktu panjang.
"Sebenarnya kami bersama pemerintah pusat dan kabupaten/kota sudah melakukan penanganan," kata Kepala Dinas PU Sumber Daya Air (PU SDA) Jatim Abduh M. Mattalitti.
BACA JUGA : Banjir di Mana-mana, Waspada Leptospirosis!
Misalnya penanganan di Kali Kemuning yang selama ini menjadi penyebab banjir di wilayah Sampang. Di sana, pemprov sudah melakukan normalisasi dan perbaikan badan sungai.
Selain itu, pemprov menyiapkan pembuatan sudetan untuk pembenahan permanen. Sayang, rencana tersebut butuh biaya yang sangat besar.
"Kami sebenarnya sudah beberapa kali mengajukan ke pusat. Namun, karena anggaran yang terbatas, rencana ini masih butuh waktu," ungkapnya. (ris/c17/gun/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diterjang Banjir dan Longsor, Jalur Bengkulu â Sumbar Putus Total
Redaktur & Reporter : Natalia