jpnn.com - JAKARTA -- Dua Anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah tertembak saat menggerebek kelompok teroris jaringan Santoso, di Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin (3/3). Keduanya adalah Bripda Samsu Alam dan Bripda Baharudin.
"Ada angota yang kena bagian pinggul dan perut, dan saat ini masih menjalani perawatan," kata Kapolri Jenderal Sutarman di Mabes Polri kepada wartawan, Senin (4/3).
BACA JUGA: PPP Surati Dimyati agar Mundur jadi Hakim MK
Sutarman mengatakan kedua anak buahnya itu masih berada di Palu. Kalau tidak memungkinkan untuk diobat di Sulteng, maka akan dibawa ke Jakarta. "Kemarin masih di Palu, saya sudah arahkan Kapolda," jelasnya.
Polisi pemilik empat bintang di pundaknya itu menjelaskan, awal mula penggerebekan tempat pelatihan kelompok Santoso, itu bermula ketika jajaran Densus 88 dan Polda Sulteng menangkap dua kurir Santoso. "Dengan tertangkapnya dua tersangka, kita bisa mengetahui tempat persembunyian tersangka lain," ujar Kapolri.
BACA JUGA: Kasus Century Baru Tuntas Setelah SBY Lengser
Dua tersangka itu akan dibawa untuk menunjukkan tempat persembunyian dan pelatihan rekan-rekan mereka. Saat di bawa ke gubuk pertama, kata Sutarman, ditemukan amunisi dan bom. Pada gubuk selanjutnya juga sama.
Nah, perjalanan menuju gubuk ketiga tidak berjalan mulus. "Pada saat menuju di gubuk ketiga terjadi kontak senjata," ungkap bekas Kepala Bareskrim Polri ini.
BACA JUGA: Penembak Mati Caleg dan Penyerang Posko NasDem Berbeda
Ketika polisi akan melakukan penangkapan, kelompok terduga teroris itu melakukan perlawanan dan lari. Saat baku tembak, itu dua anggota Brimob terluka.
"Tapi kami bisa menangkap dan mengungkap mulai dari taman JK sampai lereng pegunungan yang digunakan untuk acara militer oleh para kelompok Santoso," jelasnya.
Menurut Sutarman di lokasi ditemukan sejumlah baang bukti berupa senjata api, peluru dan lainnya. Bahkan, ada juga alat yang diduga untuk merakit bom. "Dia (teroris) menunjukan kepada kita bahwa (mereka) dapat merakit bom dengan daya ledakan yang dahsyat dan berdampak luar biasa dan bom kuat," ungkapnya.
Menurut Sutarman, ini sanggat membahayakan bagi bangsa dan negara kalau tidak ditumpas dengan baik.
Karenanya, Kapolri menegaskan bahwa jajarannya melalui Densus 88 dan konsisten memburu dan nangkap pelaku. "Agar mereka tidak bisa melakukan penyerangan terhadap target-target di Indonesia, baik terhadap petugas maupun lainnya," pungkas Kapolri. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LPSK Benarkan KPK Pinjam Saksi
Redaktur : Tim Redaksi