Perseroan sebenarnya sudah melakukan upaya pengurangan beban utang dengan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non pre-emptive rights) senilai USD 360 juta
BACA JUGA: PLN Siap Tanggung Pembangunan Jaringan Listrik Baru
Namun beban (bunga kewajiban) perseroan masih sangat tinggi tercatat pada kuartal ketiga tahun ini meningkat 459 persen menjadi USD 448,97 juta dibandingkan USD 80,3 juta periode sama tahun lalu.Bunga utang itu dari total kewajiban utang perseroan sebesar USD 6,6 miliar atau naik 37,5 persen dari periode yang sama sebelumnya USD 4,8 miliar
BACA JUGA: IHSG Kembali ke Jalur Positif
Sehingga, inilah yang menjadi beban perseroan sehingga laba yang diperoleh tergerus cukup besar," ujar analis Eko Capital, Cece Ridwan, kemarin.Menurut Cece, dengan jumlah kewajiban sebesar itu maka berat bagi perseroan untuk meningkatkan laba bersihnya
Pendapatan BUMI selama sembilan bulan pertama 2010 tercatat meningkat 19,62 persen menjadi USD 3,17 miliar dari USD 2,65 miliar pada periode yang sama tahun lalu
BACA JUGA: Tambah 100 Gerai, MIDI Bidik Rp 2,89 Triliun
Naiknya pendapatan tidak lepas dari kenaikan harga jual rata-rata yang dimiliki perseroan pada periode tersebut.Beban pokok BUMI yang meningkat 22,69 persen menjadi USD 2 miliar pada Januari-September 2010, tidak menghalangi pertumbuhan pada laba kotor perseroan sebesar 17 persen menjadi USD 1,17 miliar dibanding USD 1 miliar pada periode sama 2009Laba usaha tercatat naik 13,45 persen menjadi USD 779,088 juta dari USD 704,327 juta pada periode sama tahun lalu.
"Itu memperlihatkan performa BUMI sebenarnya masih bagus, sebab emiten-emiten pertambangan tahun ini mengalami masalah produksi akibat cuaca, meskipun harga jual mengalami peningkatan," terangnya.
Dampak dari upaya penurunan utang BUMI, kata Cece, baru akan dirasakan pada laporan keuangan akhir 2010Pada periode tersebut, jumlah dana yang disetor untuk memenuhi kewajiban cukup besar baik itu yang berasal dari divestasi anak usaha dan aset ataupun dana yang didapat dari pelepasan sebagian saham anak usaha PT Bumi Resources Mineral (BRM), melalui IPO pada Desember 2010 ini.
BRM akan melepas 4,323 miliar lembar saham (22,53 persen) pada harga Rp 635 per lembarSehingga dana yang terhimpun akan mencapai Rp 2,74 triliun yang akan digunakan untuk pengembangan usaha serta pelunasan utang BRMSelain itu, dalam bagian rencana IPO BRM, nantinya BUMI selaku pemegang saham mayoritas dengan porsi 99,9 persen akan melakukan konversi MCN (mandatory convertible bonds) senilai Rp 4,959 triliun ke saham, dengan membeli dari sejumlah pemegang saham pada harga konversi 5 persen di atas harga penawaran.
Konversi tersebut akan dilakukan setelah tiga bulan tanggal pencatatanDengan konversi tersebut, saham BUMI yang terdilusi sebesar 22,63 persen menjadi 77,36 persen, akan naik kembali menjadi sekitar 83 persen setelah konversi MCN tersebutKonversi MCN ke saham tersebut dilakukan BUMI untuk melunasi utang sebesar Rp 4,959 triliun, yang merupakan sisa utang dari total USD 850 juta atas pendanaan akuisisi 24 persen saham NNT oleh PT Multi Daerah Bersaing yang dilakukan dalam tiga tahap(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Batal Akuisisi Saham Medco
Redaktur : Tim Redaksi