jpnn.com - jpnn.com - Pertamina terus menjajaki peluang menggarap ladang minyak di Iran.
Perusahaan pelat merah itu sudah melayangkan proposal pengembangan dua ladang minyak dan gas, yakni Ab-Teymour dan Mansouri.
BACA JUGA: WOW...Pemilik Bengkel Ini Tak Menduga Raih Penghargaan
Kedua ladang memiliki cadangan terbukti (proven reserve) tiga miliar barel.
Jumlah itu nyaris setara cadangan minyak Indonesia yang mencapai 3,8 miliar barel.
BACA JUGA: Pertamina Serahkan Proposal Usulan Pengembangan di Iran
”Besar nggak? Besar sekali,” kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar dalam diskusi mining outlook di Jakarta, Rabu (1/3).
Hal itulah yang menjadi alasan pemerintah mendorong Pertamina bekerja sama dengan National Iranian Oil Company (NIOC) untuk menggarap kedua ladang minyak di Provinsi Khuzestan.
BACA JUGA: Gerindra Minta Jokowi Hati-hati dengan Mafia MR dan GY
Arcandra menyatakan, pemerintah Iran juga berminat menjalin kerja sama yang lebih intensif dengan Indonesia.
Jika proposal Pertamina disetujui, minyak hasil produksinya akan dibawa ke Indonesia.
Nantinya, minyak tersebut diolah di kilang-kilang Pertamina di dalam negeri.
Dengan tambahan minyak dari Iran, total produksi minyak Pertamina bisa bertambah 300 ribu barel per hari.
Menurut Arcandra, jika tahun ini penugasan dari pemerintah Iran sudah diberikan, Pertamina bisa memulai operasi di kedua lapangan pada tahun depan.
Di sisi lain, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menambahkan, proposal tersebut merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang ditandatangani Pertamina dan NIOC pada 8 Agustus tahun lalu.
Selain bekerja sama pengelolaan cadangan migas, kedua negara menyepakati impor elpiji.
Targetnya, Iran bisa memenuhi sepuluh persen dari total kebutuhan elpiji di Indonesia.
Saat ini, Pertamina mengimpor lima juta metrik ton elpiji per tahun.
Kedua negara juga membahas rencana impor minyak mentah (crude oil) dari Iran.
Saat ini, dilakukan uji coba kecocokan crude dari Iran dengan kilang minyak di Indonesia.
”Masih evaluasi secara komersial dan teknik,” ungkap Arcandra.
Selama ini, Indonesia lebih banyak mengimpor minyak mentah dari Arab Saudi.
Karena itu, dibutuhkan penyesuaian di kilang bila menggunakan minyak mentah dari Iran.
”Komposisi crude Iran dan crude Arab hanya beda sedikit, sebelas-dua belas, lah. Yang membedakan hanya kandungan sulfur. Iran lebih tinggi sedikit,” terangnya. (dee/c25/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamini Bukan Bagian Dari Pertamina Lho
Redaktur & Reporter : Ragil