Lagi, Bromo Dua Kali Meletus

Semburkan Abu dan Asap Tebal, Warga Diimbau Pakai Masker

Minggu, 28 November 2010 – 05:39 WIB

PROBOLINGGO -- Aktivitas vulkanis Gunung Bromo mulai menunjukkan tren meningkatSetelah pukul 17.22 pada Jumat lalu (26/11) meletus kali pertama sejak berstatus awas, sehari kemarin (27/11) letusan Bromo meningkat

BACA JUGA: Ribuan Peserta Tes, Berebut Kursi CPNS

Gunung tersebut meletus dua kali


Berdasar data yang diperoleh Radar Bromo (Jawa Pos Group), letusan pertama terjadi pukul 05.09, sedangkan letusan kedua berlangsung pukul 10.00

BACA JUGA: 2030 Target Eliminasi Malaria

Setelah letusan kedua tersebut, asap tebal berwarna abu-abu kehitaman menyembur dari bibir kawah Bromo dengan ketinggian 500-600 meter
Muntahan asap tebal itu juga mengandung abu dan pasir.

"Material berat seperti pasir dan kerikil halus jatuh di sekitar bibir kawah

BACA JUGA: Satu Jemaah Meninggal di Pesawat

Sedangkan material halus seperti debu mengarah ke lereng barat daya dan diperkirakan jatuh di wilayah Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan," ungkap Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Bromo Gede Suwandika saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Bromo kemarin.

Karena letusan itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan agar warga di sepanjang daerah yang terkena hujan abu mengenakan maskerApalagi, bila hujan abu yang dimuntahkan Bromo tersebut mengganggu.

Gede menerangkan, letusan yang terjadi kemarin tidak jauh berbeda dengan sebelumnyaLetusan kemarin lebih kecil dibandingkan yang pertamaLetusan Bromo tersebut juga tidak disertai dentuman atau gemuruh"Itu namanya erupsi eksplosifKarena itu, letusan tersebut sebenarnya terus terjadi sampai sekarang," tutur GedeSementara itu, hingga pukul 12.00 kemarin, terjadi 20 kali gempa vulkanis dangkal (VB) dengan amplitudo maksimal 36 mmGempa tremor juga terus terjadi dengan amplitudo maksimal 30 mm

Sedangkan sehari sebelumnya, terekam 90 kali vulkanik dangkal dengan amplituda maksimal 38 mmSementara gempa tremor menerus terus terjadi dengan amplituda maksimal 3-20 mm

Meski Bromo telah meletus tiga kali dalam dua hari terakhir, kepulan asap warna abu-abu kehitaman yang membubung dari bibir kawah sama sekali tidak mengandung gas beracun"Kepulan asap itu hanya mengakibatkan polusiWarga yang terkena hujan abu direkomendasikan memakai maskerTidak ada gas beracun, paling hanya belerang," jelas pria yang juga menjabat kepala bidang penanganan gempa bumi dan gerakan tanah PVMBG Bandung itu.

Dia menyebut, erupsi pertama Jumat petang lalu juga tidak melontarkan batu pijarYang dimuntahkan dari kawah gunung dengan ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut (dpl) tersebut hanya material berupa abu dan pasir halusTermasuk dalam letusan kedua dan ketiga kemarin

PVMBG terus melaporkan kondisi terakhir Bromo pada Ditjen Perhubungan Udara KemenhubLaporan tersebut dilakukan sebagai pertimbangan untuk menentukan rute penerbangan"Kami tak berwenang memberikan rekomendasi, tapi hanya melaporkan," ujar Gede

Kali terakhir, lanjut Gede, Bromo memuntahkan material berupa batu pijar pada 2004Itu pun dengan daya pijar rendahDia tidak menampik kemungkinan lontaran batu pijar dari kawah Bromo selama status awas saat iniNamun, dia menyebut Bromo butuh energi besar untuk memuntahkannya"Amplitudo maksimum 40 mm belum cukup untuk melontarkan batu pijar dari perut gunung," terangnya.

Bahkan, kata Gede, dengan letusan-letusan kecil (minor) Bromo saat ini, simpanan energi dari perut gunung makin berkurang"Yang dikhawatirkan adalah jika materialnya tidak keluarTetapi, tiba-tiba muncul letusan besar," pungkas Gede(qb/hn/jpnn/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Petugas Usir Perambah TNKS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler