BUS Transjakarta kembali memakan korban jiwaKemarin malam, seorang kakek, Arman Gunawan, 72, yang sedang menyeberang, diseruduk busway Koridor VII, Jalan Jatinegara Barat, persimpangan Bukit Duri, Jatinegara, Jakarta Timur
BACA JUGA: 450 Jemaah Tertipu Janji Haji Gratis
Korban yang semula patah kaki dan terluka di kepala akhirnya tewas saat dirawat di RS Premier.Peristiwa tersebut berlangsung pada Senin (7/11) malam sekitar pukul 21.30
BACA JUGA: Liburan Idul Adha, Rumah Hantu Banjir Pengunjung
Kasat Lantas Polrestro Jakarta Timur, AKBP Sudarsono, menuturkan, kecelakaan tersebut bermula ketika bus bernopol B 7460 IX, melaju ke arah Matraman.Bus disopiri oleh Tarsis Juniwey Ginting, 34, warga Cililitan Besar, Jakarta Timur
BACA JUGA: Punya Dua Suami, Istri Jadi Terdakwa
"Tahu-tahu busway menabrak korban," ujar SudarsonoDikatakan, dalam dua pekan terakhir terjadi tiga kasus busway menabrak pejalan kaki di wilayah Jatinegara, Jakarta TimurPara korban mengalami luka ringan hingga meninggal duniaSebelumnya Rabu (2/11), menabrak Yopi Chaniago, 55, setelah turun dari mikrolet di jalur cepat Jalan Jatinegara Timur
Akibatnya korban patah tulang kaki kanan.Sehari sebelumnya, Selasa (1/11), seorang remaja terluka setelah diserempet bus TransJ di Jalan Otista Raya, tepat di depan Hotel Fiducia, JatinegaraSaat kejadian, korban hendak menyeberang dan nekat melintas jalur busway
Sementara peristiwa Kecelakaan itu kembali memancing amuk massaWarga di sekitar lokasi kejadian sempat menghajar sopir busway bahkan berusaha mengancurkan bus yang syarat penumpang tersebut.Beruntung petugas patroli kota yang melintas bergegas mengamankan bus dan sopirnya dari amukan massa.
Kasus tersebut akhirnya dilimpahkan ke Satlantas Polda Metro JayaSaat diamankan petugas, sopir busway, Tarsis Ginting, 34, mengaku siap bertanggung jawabDia mengaku semula melihat korban yang ragu-ragu saat hendak menyeberangMaka dia tetap melajukan busnya
Dia menuturkan saat itu mengemudikan bus dari arah PGC menuju Matraman dengan kecepatan sedang"Kakek itu berdiri di pinggir koridor busway dan hendak menyeberang ke arah pasarDari jauh saya sudah kasih klakson dan si kakek pun tidak menyeberangNamun begitu sudah dekat si kakek itu malah menyeberang," ungkapnya.
Tarsis kaget dan secara relek mengerem mendadak.tapi karena jarak yang terlalu dekat maka bus tetap menyeruduk korbanAkibatnya kaki kanan korban terhantam bagian depan busway hingga tubuhnya terpelanting ke jalanKorban terkapar di jalan dengan kondisi patah kaki pada bagian tungkai kanan, dan luka di pelipis kanan.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit Premier Jatinegara untuk mendapatkan pertolongan pertamaNamu akhirnya korban tewas di Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada pukul 00.30Salah satu dokter IGD RS Premier yang menangani korban, dr Cecil, menjelaskan terdapat beberapa luka di tubuh korban
"Luka paling parah ada di bagian tungkai kaki kanannya yang patahTapi untuk penyebab kematiannya, itu harus dibuktikan lewat otopsi," tegasnyaDikatakan selama ditangani, tidak ada keluarga korban yang mendampingiTidak ditukan pula kartu identitas. Korban mengaku bernama Arman Gunawan, 72 tahun, warga Pasar Barat No 18, RT 06/06, Jatinegara, Jakarta Timur
Namun saat alamat itu dicek, tidak ditemukan sanak saudara korbanWarga sekitar juga mengaku tidak mengenal korbanAkhirnya jenazakorban dievakuasi ke RSCM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jakarta Timur menilai, tingginya kasus penyebrang jalan ditabrak busway karena faktor ketidak disiplinan pejalan kakiUntuk itu diminta Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya untuk kembali meningkatkan sosialisasi tilang bagi penyeberang jalan yang tidak sesuai pada tempatnya.
Tilang penyeberang jalan perlu diberlakukan meminimalisasi kecelakaan lalu lintas yang memakan korban penyeberang jalanTerutama diprioritaskan di titik-titik keramaianKasudinhub Jaktim, Mirza Ariyadi mengatakan, sosialisasi tilang penyeberang jalan, pernah diterapkan Polda Metro Jaya pada Juli lalu.
Korban tewas juga mengundang keprihatinan Inggard Jhosua, Wakil Ketua DPRD DKI"Kecelakaan yang terus terjadi dan memakan korban jiwa, membuktikan ada yang salah dalam pengelolaan busway," kata Inggard.
Dijelaskan Inggard, BLU Transjakarta yang merupakan perpanjangan tangan Dinas Perhubungan DKI, terbukti gagal memperbaiki kinerjanyaHal ini tentu tak bisa dibiarkan terus menerus, dan harus secepatnya dilakukan evaluasi menyeluruh"Gubernur harus bertindak cepat dan tegas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BLU Transjakarta, Muhammad Akbar mengakui pihaknya belum bisa memperbaiki kinerja BLU sehingga kecelakaan masih saja terjadiNamun, upaya untuk berbenah terus dilakukanSalah satunya, dengan memperketat pengawasan dan penilaian terhadap kinerja pramudi bus TransjakartaLangkah ini diambil menyusul maraknya kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus jalur khusus tersebut(dni/wok)
Urutan Kecelakaan Tertinggi:
Koridor III (Kalideres-Pasar Baru) 19 kali
Koridor V (Ancol-Kampung Melayu) 15 kali
Koridor I (Blok M-Kota) 15 kali
Koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni) 13 kali
Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) 10 kali
Koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas 2) 8 kali
Koridor VII (KpRambutan-KpMelayu) 8 kali
Koridor II (Pulogadung-Harmoni) 7 kali
Koridor X (PGC-Tanjung Priok) 3 kali
Koridor IV (Pulogadung-Dukuh Atas 2) 3 kali
Total korban:
- Korban tewas 16 orang
- Luka berat 22 orang
- Luka ringan 63 orang
Keterangan:
Periode Januari-Oktober 2011
Sumber: BLU Transjakarta
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lalu Lintas Bandara Semrawut, Polisi Surati PT AP II
Redaktur : Tim Redaksi