Lagi, Dua Kapal Karam

Kamis, 15 Januari 2009 – 10:07 WIB
TITIK KARAM : Pangdam VII wirabuana Mayjen Joko Susilo Utomo, Pangkpasau Yushan Sayuti, Serta Komandan Lantamal VI Laksma TNI IGN Dadiek Surarto sedang melihat peta lokasi tenggelamnya KM Teratai Prima di Laut Majene, Sulbar. Foto : Jumain Sulaiman/JPNN
JAKARTA - Cuaca buruk yang berlangsung sepekan ini menimbulkan aneka bencana di banyak wilayah di tanah airSetelah menenggelamkan kapal motor (KM) Teratai Prima di Perairan Majene, Sulawesi Barat, Minggu lalu (11/1), gelombang dan angin kencang yang dipicu siklon tropis menimbulkan kecelakaan beruntun di laut sepanjang hari Rabu (14/1).

Rabu (14/1) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, KM Bangka Jaya Ekspress yang berlayar dari Jakarta dengan tujuan Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), karam di perairan Kurau, Bangka Tengah (Bateng)

BACA JUGA: Lagi, Wapres Ancam Bubarkan BPPT

Delapan jam sebelumnya, yakni Selasa (13/1) pukul 17.00 WIT, kecelakaan kapal juga terjadi di perairan muara Sungai Ewer, Kabupaten Asmat, Papua
Kapal kayu Risma Jaya tenggelam.

Menurut Bangka Belitung Pos (Jawa Pos Group), saat dihantam gelombang, KM Bangka Jaya Ekspress yang dinakhodai Bobi Syarifudin, 45, bersama 9 anak buah kapal (ABK) sedang mengangkut sembako dan bahan bangunan sekitar 400 ton

BACA JUGA: Tifatul Sembiring Jadi Tersangka

Dir Polairud Polda Babel AKBP Purwoko Y
mengatakan, pencarian awak kapal oleh tim SAR Polairud berhasil menemukan empat orang korban, termasuk nakhoda kapal Bobi

BACA JUGA: Menhub Launching Rel Ganda di Sumsel

''Keempatnya mengalami dehidrasi dan lemas karena terombang-ambing ombak,'' terang Purwoko.

Sedangkan muatan sembako sudah tidak bisa diamankan secara utuhSebab, sudah banyak yang ditemukan nelayan dan warga setempat''Muatan alat bangunan mungkin masih utuhTetapi, untuk sembako, tampaknya sudah ada tidak utuh lagi karena diempas gelombang,,'' ujarnya.

Kapten kapal Bobi saat ditemui koran ini di ruang UGD Rumah Sakit Umum Depati Hamzah, Pangkalpinang, mengatakan KM Bangka Jaya Ekspress berangkat dari Pelabuhan Sunda Kelapa Minggu pagi (11/1) sekitar pukul 07.00 WIB''Pada Selasa (13/1) sekitar pukul 00.00 WIB di utara Tanjung Berikat, kapal kami dihantam ombak setinggi 4 meter secara bertubi-tubi sebanyak tiga kaliAkibatnya, kapal langsung tenggelam,'' ujarnya.

Setelah kejadian, Bobi bersama sembilan ABK terombang-ambing kurang lebih 10 jam di lautDan, akhirnya bersama 3 ABK yang lain, Asgar, Sailindra, dan Abdul Rohim, Bobi berhasil diselamatkanLima ABK lain hingga tadi malam masih dalam pencarian.

Nasib nahas juga dialami kapal kayu Risma Jaya milik Amri, seorang pengusaha di TimikaSaat melintas di perairan Muara Sungai Ewer, Kabupaten Asmat, Papua, pada Selasa (13/1) pukul 17.00 WIT, kapal yang membawa aneka barang dan 35 penumpang itu tenggelam.

Kepada Cendarawasih Pos (Jawa Pos Group), Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua Kombespol Agus Rianto mengatakan, lima orang masih dalam pencarian''Tiga di antara mereka berprofesi dokter,'' ujarnya kemarin.

Berdasar dokumen pelayaran, Agus menyebutkan, kapal kayu Risma Jaya berangkat dari Timika dan berlayar menuju Agats, Kabupaten Asmat''Musibah terjadi karena Risma Jaya kandas saat air surut dan kemasukan air saat air mulai pasangAkibatnya, kapal itu langsung tenggelam," ungkapnya.

Polda Papua telah menurunkan personel dan tim SAR untuk mengevakuasi para penumpang dengan menggunakan kapal Wulandari yang saat ini dalam perjalanan ke TKPHingga tadi malam, tim SAR terus mencari dan menyisir muara Sungai Ewer untuk mencari penumpang yang lain''Hingga kini, kami belum mengetahui nama-nama korban yang dinyatakan hilang, termasuk nama-nama korban yang selamat,'' ujar Agus.

Selain mendatangkan musibah bagi kapal niaga dan penumpang, gelombang laut yang mencapai ketinggian 3-4 meter menyebabkan enam kapal tongkang pengangkut batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Karangkandri Cilacap tidak bisa berlayarPadahal, stok batu bara PLTU tinggal untuk 14 hari"Kami berharap cuaca membaik dan kapal tersebut bisa masuk Cilacap dengan lancar sehingga menambah stok batu bara di sini," ujar Sutikno, field manager PT Sumber Segara Primadaya (S2P), pengelola PLTU Karangkandri, kepada Radarmas (JPNN Group) Rabu (14/1).

Kapal yang tertahan akibat besarnya ombak di laut itu masing-masing mengangkut batu bara antara 8.000 ton hingga 14.000 tonPLTU sendiri sekarang masih memiliki 100 ribu ton batu bara untuk mengoperasikan dua turbin PLTU untuk 14 hari ke depanKapal-kapal itu seharusnya masuk ke Cilacap Senin (12/1), tapi kondisi perairan sedang tidak bersahabatTinggi gelombang dan cuaca buruk membuat kapal tersebut harus berhenti lebih dahulu sambil menunggu kondisi yang mendukung pelayaran.

Data pada stasiun Badan Meteorologi dan Geofisikan (BMG) Cilacap, di Samudera Hindia selatan Cilacap ketinggian ombak mencapai tiga meter dengan cuaca berawan serta berpeluang terjadi hujan"Kondisi ini sangat berbahaya untuk pelayaran, terutama kapal barang dan nelayanKami minta mereka berhati-hati," ujar prakirawan cCuaca BMG Cilacap, Teguh Wardoyo, kemarin.

SBY Sidak


Jika di laut cuaca buruk menciptakan gelombang tinggi, di daratan hujan deras menyebabkan banjir di beberapa wilayahHujan yang mengguyur Jakarta sepanjang hari kemarin mengakibatkan beberapa permukiman warga terendam banjirPusat Krisis Pemda Jakarta di Balai Kota Jakarta menyebutkan, warga yang mengungsi akibat banjir mencapai 800 orangDi antaranya, 472 jiwa dari Bukit Duri dan 302 orang dari Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Gara-gara banjir tahunan yang melanda Jakarta itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin secara mendadak mendatangi Kantor Dinas Pekerjaan Umum Pemprov DKI JakartaSBY mengecek kesiapan aparat dalam mengantisipasi banjir.

Di sela-sela kunjungannya, SBY sempat menyampaikan keresahannya terkait beredarnya isu penutupan pintu air Manggarai untuk mengamankan Istana Kepresidenan dari banjir''Kalau harus dibuka, ya dibuka saja daripada menyusahkan orang banyak dan memberikan kerusakan yang lebih besar,'' kata SBY.

Selain membahas masalah pintu air, SBY menanyakan perkembangan pembangunan banjir kanal timur (BKT) yang diproyeksikan untuk mengatur aliran enam sungai di wilayah timur JakartaSBY meminta proyek tersebut segera dituntaskan''Pembangunan ini akan saya pantau dan mengikuti perkembangannyaMudah-mudahan tahun ini bisa betul-betul diselesaikan pembebasan tanahnya dan bisa dibangun,'' kata SBY yang melakukan sidak bersama para menteri, Kapolri, kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.

Di tempat terpisah, Wapres Jusuf Kalla memerintah Departemen Perhubungan membuat aturan agar administrator pelabuhan tidak diperbolehkan memberangkatkan kapal dalam kondisi cuaca berbahaya bagi pelayaranApalagi, BMG sudah berulang-ulang menginformasikan kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi di semua perairan di Indonesia''Cuaca buruk tak bisa dilawanSatu-satunya cara menghindari musibah adalah taat asasKalau BMG bilang jangan berlayar, ya jangan dilanggarKeselamatan itu nomor satuSayur busuk gara-gara terlambat berangkat tidak masalah dibandingkan kapalnya tenggelam,'' tegasnya.

Selain masalah cuaca buruk, Kalla mengakui, kapal tenggelam akibat kelebihan penumpangDia menuding tiga pihak bertanggung jawab atas kelebihan penumpangYakni, perusahaan pelayaran, anak buah kapal, dan penumpang gelap''Itu selalu terjadiBiasanya ada penumpang yang bilang hanya mengantar, tetapi ternyata tidak turunKadang ada juga yang main mata dengan ABKAda juga perusahaan (pelayaran) sengaja melebihkan penumpang,'' katanya.

Penyelidikan KM Teratai

Meski dipicu gelombang laut, nakhoda dan syahbandar tak bisa seenaknya menyalahkan faktor alam dalam sebuah musibah lautPolisi tengah bekerja keras mengumpulkan bukti dan saksi untuk mencari adanya faktor kelalaian manusia yang menyebabkan tenggelamnya KM Teratai Prima Minggu laluJika unsur kelalaian ditemukan, kasus ini akan ditingkatkan menjadi penyidikan.

"Dalam manifes ada 250 orangKalau ada informasi lebih, ini perlu proses penyelidikan apakah betul(Jika) dalam proses kemudian hari ada petunjuk bukan sekadar faktor alam, tetapi karena penumpang tidak sesuai manifesPolisi akan menindaklanjuti ke proses penyidikan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol RAbubakar Nataprawira di Mabes Polri kemarin (14/1).

Penyelidikan dilakukan oleh Polda Sulawesi Selatan yang telah mengumpulkan keterangan dari nakhoda dan penumpang yang selamat"Kita juga menunggu hasil penyelidikan KNKT apakah ada kelalaian dalam peristiwa ini, karena syahbandar telah mengatakan faktor alam," tambahnyaHingga kini lebih dari 200 penumpang dinyatakan hilang.

"Kalau soal izin pelayaran dan sebagainya, itu muaranya ke Mahkamah PelayaranTapi, kalau kelalaian sebagaimana diatur di KUHP, ya berakhir di pengadilan umum," sambungnya.

Mahkamah Pelayaran yang berada di bawah Ditjen Perhubungan Laut Dephub bisa menyidangkan para perwira kapal seperti nakhoda dan mualimIni pengadilan profesi dan sanksinya pun hanya sanksi administratif berupa pencabutan ijazah maksimal dua tahun.

Hal itu tentu berbeda dengan pengadilan umum yang menggunakan KUHP atau KUH Perdata dalam dakwaannyaHasil pengadilan di Mahkamah Pelayaran bisa dijadikan dasar penuntutan di pengadilan umum, baik perdata maupun pidana.(awa/dhp/ari/bat/amu/tom/noe/naz/jpnn/end/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sarjan Tahir Minta Bebas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler