jpnn.com - MADINAH – Belum genap 24 jam meninggalnya Nazwar Rijan Adam (71) dari kelompok terbang 7, satu lagi jamaah Lampung wafat. Yakni Mansyur Akip dari kloter 26.
Warga Jl. Perintis No. 255, RT 03/RW 04, Kotabumi, Lampung Utara, itu meninggal Jumat (25/10) pukul 8.45 WAS. "Yang bersangkutan tidak dapat tertolong, meski sempat dirawat di RS Zahir, Makkah," ujar Kabid Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Lampung Seraden Nihan.
BACA JUGA: Tak Diberi THR, Buruh Adukan Dua perusahaan ke Dewan
Sayang, pihaknya belum mendapat kabar lebih lanjut terkait penyebab meninggalnya jamaah itu. "Ya, kami selaku panitia penyelenggara masih terus menghimpun informasi dari Makkah. Kini kami baru sebatas mendapat laporan jamaah atas nama Mansyur Akip bin Muh. Akip meninggal dunia," ungkapnya.
Dengan demikian, sudah tiga jamaah Lampung yang meninggal di Arab Saudi. Sebelumnya, jamaah yang tergabung dalam kloter 11 asal Lampung Tengah meninggal dunia akibat menderita penyakit paru-paru stadium 4 atas nama Wahyuni Dyah Ernawati binti Soesilo Hadhi di sebuah rumah sakit di Madinah, Kamis (26/9).
Di bagian lain, pemerintah Indonesia bersama pihak ketiga merintis pembangunan pemondokan (hotel) untuk jamaah haji. Lokasinya di kawasan Misfalah, sekitar 2 kilometer dari Masjidilharam. Tujuannya efisiensi anggaran pemondokan.
BACA JUGA: Bus Masuk Jurang, Dua Tewas, Satu Hilang
Dua investor swasta nasional bekerja sama dengan Islamic Development Bank (IDB) sudah siap melangkah pada 2014. "Kami dukung seratus persen. Sebab, hal itu bisa meringankan jamaah haji kita," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Anggito Abimanyu di Jeddah kemarin.
Menurut Anggito, investor itu memiliki kerja sama dengan pihak dari Arab Saudi berupa tanah dengan sistem kontrak selama 30 tahun. Meski proyek itu diserahkan ke swasta, bukan tidak mungkin pemerintah ikut berinvestasi. "Kalau UU mengizinkan, kita akan ikut juga," ujar Anggito.
BACA JUGA: Ibu Hamil Tewas Terpanggang
Menurut informasi yang diterima Media Center Haji (MCH) Indonesia, dua investor itu bekerja sama dengan Bank Exim. "Nilai investasinya sekitar 600 juta dolar Amerika Serikat," kata sumber.
Pemondokan atau hotel bagi para jamaah selama ini menjadi masalah. Selain beban anggaran yang besar, standar pemondokan beragam. Ada jamaah yang mendapat hotel sekelas hotel berbintang. Tapi, ada pula yang minim fasilitas. Penentuan pemondokan di tanah suci dilakukan melalui qurah (undian) oleh Kemenag.
Pemerintah Indonesia bisa saja membangun wisma atau pemondokan sendiri di tanah suci. Namun, regulasi Kerajaan Arab Saudi tidak mudah untuk mewujudkannya.
Direktur Pelayanan Haji Kemenag Sri Ilham Lubis mengungkapkan, semula total biaya pemondokan tanpa pemangkasan kuota 20 persen mencapai 988.583.810 riyal atau sekitar Rp2,98 triliun (1 riyal=Rp3.000). Setelah pemerintah melakukan negosiasi yang alot dengan para pemilik hotel atau pemondokan di Makkah, akhirnya ada perubahan kontrak. Yang terbaru, biaya sewa pemondokan berkurang menjadi 810.364.335 riyal atau sekitar Rp2,44 triliun. Dengan demikian, ada efisiensi setelah kebijakan pengurangan kuota 20 persen sekitar Rp500 miliar.
Sementara itu, mulai kemarin ribuan jamaah bergerak dari Makkah ke Madinah. Mereka tinggal di Kota Nabi itu selama 8–9 hari untuk melaksanakan ibadah salat arbain sebelum menyusul pulang. Total ada sekitar 78 ribu haji reguler Indonesia dari 192 kloter gelombang kedua yang akan berada di Madinah.
Kepala Daker Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Akhmad Jauhari meminta jamaah memperhatikan situasi dan kondisi cuaca Madinah yang berbeda dengan di Makkah. "Madinah terasa lebih dingin, tapi udaranya kering. Jadi, terus sering meminum air untuk menghindari dehidrasi," ungkapnya.
Panitia juga mengingatkan agar para jamaah jangan mau kalau diminta untuk memberikan tip (baqsis) kepada para pekerja maupun sopir bus. Biasanya, jamaah diminta uang beberapa riyal oleh sopir maupun para petugas porter pengangkut bagasi di pemondokan.
Padahal biaya itu sudah dialokasikan tersendiri oleh panitia. Bisa jadi, tips itu hanya 1 riyal per jamaah. Tapi, dengan jumlah jamaah yang ribuan, tentu angkanya besar juga. Imbauan itu ditempel ke pemondokan dan bus jamaah. (red/jpnn/p3/c2/ary)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Salah Tangkap, 90 Hari Disel, lalu Dilepas
Redaktur : Tim Redaksi