Lagi-Lagi Harga Minyak Dunia Jatuh, Terburuk Sepanjang 2 Minggu Terakhir

Selasa, 15 Maret 2022 – 08:14 WIB
Harga minyak dunia kembali jatuh pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Ilustrasi Foto: Reuters

jpnn.com, JAKARTA - Harga minyak dunia kembali jatuh pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).

Kali ini, harga minyak jatuh lebih dari lima persen ke level terendah dalam hampir dua minggu terakhir.

BACA JUGA: Awas! Efek DMO CPO Bikin Harga Minyak Sawit Mentah Global Jadi Liar

Dikutip dari Antara, penurunan harga minyak dunia akibat harapan kemajuan menuju akhir diplomatik invasi Rusia ke Ukraina, diramalkan bakal ada sebuah perkembangan yang akan meningkatkan pasokan global.

Kendati demikian, masih ada sejumlah kekhawatiran akibat larangan perjalanan terkait pandemi di China menimbulkan keraguan atas permintaan.

BACA JUGA: Harga Minyak Dunia Turun Lagi, Ternyata Ini Penyebabnya

Minyak berjangka Brent untuk pengiriman Mei anjlok USD 5,77 atau 5,1 persen, menjadi USD 106,90 per barel.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April jatuh USD 6,32 atau 5,8 persen, menjadi ditutup pada USD 103,01 per barel.

BACA JUGA: Harga Minyak Goreng di Daerah Ini Tembus Rp 70 ribu Per Liter, Ada Penimbunan?

Harga itu adalah penutupan terendah untuk WTI sejak 28 Februari dan terendah untuk Brent sejak 1 Maret. Kedua kontrak acuan telah melonjak sejak invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina dan naik sekitar 36 persen sepanjang tahun ini.

"Harga minyak mencerminkan sentimen bearish yang diambil dari ekspektasi perkembangan positif dalam putaran terakhir negosiasi Rusia-Ukraina," kata seorang analis di penyedia riset energi Rystad Energy Kaushal Ramesh.

Delegasi Rusia dan Ukraina mengadakan pembicaraan putaran keempat pada Senin (14/3/2022) - melalui tautan video.

Ukraina mengatakan ada pembicaraan dengan Rusia mengenai gencatan senjata, penarikan segera pasukan dan jaminan keamanan meskipun terjadi penembakan fatal terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Kyiv.

Brent dan WTI telah mencatat 30 hari paling bergejolak sejak Juni 2020.

Di sisi lain analis di kelompok konsultan energi EBW Analytics mencatat bahwa wabah Covid-19 baru di China menyebabkan meningkatnya pembatasan mobilitas warga karena Omicron menyebar dengan cepat.

Hal itu diprediksi dapat mengurangi permintaan energi global karena China adalah importir minyak, gas alam cair, dan batu bara terbesar di dunia.

Selain itu, harga minyak mentah dunia juga dipengaruhi oleh keputusan Federal Reserve AS.

The Fed diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga minggu ini, yang akan mendorong USD memiliki nilai lebih baik.

Hal ini dapat menekan harga minyak karena membuat minyak berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler