Lagi, Truk Penambang Terjebak

Aparat Diminta Lebih Tegas

Selasa, 09 November 2010 – 06:36 WIB

MAGELANG - Tingginya intensitas banjir lahar dingin yang membawa material pasir dan batu membuat para penambang tidak sabar untuk segera memungutnyaAlih-alih dapat keuntungan besar kerugian justru mengancam

BACA JUGA: Isu Erupsi Besar-Besaran Gegerkan Warga Magelang

Pasalnya, untuk kali kedua, truk penambang terjebak lahar dingin di kali yang berhulu di Gunung Merapi.

Kali ini, truk penambang pasir bernopol H 1988 AZ ini terjebak di Kali Pabelan, di Dusun Karangsari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang
Hampir separo badan terkubur material hasil luapan banjir

BACA JUGA: Lahar Dingin Kepung Magelang

Kejadian serupa juga terjadi di Kali Krasak empat hari lalu (4/11).

Menurut keterangan yang dihimpun koran ini di lapangan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 siang
Kala itu, truk yang disopiri oleh Nursalim, 45 warga Desa Karangejo, Kecamatan Jatingaleh, Semarang nekat masuk ke badan sungai untuk menimbun pasir bersama dengan puluhan truk lainnya.

Malang, baru mengumpulkan setengah muatan, banjir lahar dingin keburu datang

BACA JUGA: Perlu Antisipasi, Pengungsi Tembus 300 Ribu Jiwa

Sejumlah rekan Nursalim berhasil keluar dari badan sungaiSementara truk warna hijau ini tidak sempat menyelamatkan diri lantaran masuk terlalu dalam.
    
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa iniHanya saja, hingga berita ini ditulis, truk tersebut belum bisa dievakuasiBahkan, jika bajir lahar susulan diatang truk akan dihanyutkan oleh derasnya arus sungai itu.

Agus Triono, 23 warga Dusun Sidoarjo, Taman Agung, Kecamatan Muntilan, mengatakan, banjir lahar dingin sudah 3 kali terjadi di kali yang berhulu pada Kali Senowo itu2 kali kejadian terkahir merupakan yang paling besar.

Meski masih kondisi Gunung Merapi masih berstatus awas dan massa tanggap darurat belum dicabut, penambangan pasir terus berlangsung di kawasan ituDalam satu hari sebanyak 50-60 truk lalu-lalang untuk mengambil pasir di bantaran Kali Delan.

Andi Susanto, warga Kranggan, Temanggung, merasa tidak khawatir nyawanya terancam dengan banjir lahar dingin karena mayoritas penambang pasir sudah mengetahui ciri-ciri banjir lahar dinginCiri-ciri banjir lahar dingin seperti suara gemuruh dan arus derasMereka nekat menambang pasir karena kebutuhan hidup"Mau bagaimana lagi, kita kan butuh makan untuk anak istri, jadi kita harus menambang untuk kebutuhan mereka," ujar Andi.

Harga pasir yang dipatok penambang Rp 300 ribu bahkan sampai Rp 700 ribu per truk karena langkanya pasir di pasaran akibat meletusnya Gunung MerapiNormalnya harga pasir Rp 175 ribu-200 ribu per truk.

Kejadian yang terulang ini membuat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Magelang, Achadi angkat bicaraUntuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, legislator PKB ini berharap aparat keamanan lebih tegas dalam menjaga wilayah rawan seperti di bantaran sungai"Sebelum terjadi korbanSebaiknya karena kondisi masih berbahaya harus diawasi dengan ketat oleh aparat kepolisianJika perlu ditutup dahulu," kata Achadi.

Selain itu, dia juga berharap kepada warga yang berprofesi sebagai penambang supaya lebih sabar meski saat ini wilayahnya dipenuhi material pasir"Saya harap mereka (penambang, red) juga bersabarSelain bahaya, saat ini lalu lintas di jalan juga rawanApalagi jika harus ditambah dengan truk pasir," himbaunya.

Sementara itu, jajaran Polres Magelang, berencana untuk melakukan pengusiran terhadap warga pengungsi yang pulang ke rumahnya untuk memberi makan ternak dan mengambil makanan serta logistikNamun karena cuaca buruk, rencana itu dibatalkan.

Sebelumnya Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Edward Aritonang telah meminta jajarannya untuk melakukan sweeping  kepada para penambang di bantaran sungai yang berhulu di Gunung MerapiPasalnya, tindakan itu akan mengancam keselamatan mereka(vie)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Staf Presiden Ingatkan Bahaya Lahar Merapi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler