Lahar Dingin Kepung Magelang

Tanggul Cekdam Ambrol, Pemukiman Warga Terancam

Selasa, 09 November 2010 – 06:06 WIB
Banjir lahar dingin menjadi ancaman tersendiri bagi perkampungan di sepanjang bantaran Sungai Code pasca erupsi Gunung Merapi yang tak kunjung berhenti. Foto: Hermitianta/Radar Jogja

MAGELANG -  Gunung Merapi memang masih belum berhenti bererupsi sejak 3 November laluLebih dari 100 jam gunung berapi paling aktif di dunia itu meletus secara eksplosif

BACA JUGA: Perlu Antisipasi, Pengungsi Tembus 300 Ribu Jiwa

Namun, kemarin pagi (8/11) intensitas erupsinya mulai terlihat lebih kalem.
     
Minggu (7/11) dini hari pukul 03.00 WIB sampai Senin (8/11) dini hari pukul 02.00 WIB letusannya relatif dahsyat
Tinggi kolom asap letusan sampai 6.000 meter

BACA JUGA: Staf Presiden Ingatkan Bahaya Lahar Merapi

Tapi, pagi tadi (kemarin) secara perlahan mulai menurun dan sekarang tingginya sekitar 2.000-an," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Dr Sukhyar.
     
Meski begitu, bukan berarti Merapi bukan ancaman lagi
Justru, bahaya lain muncul dengan bentuk lahar dingin

BACA JUGA: Tersingung, Oknum Polisi Tinju Tetangga

Hal itu terlihat dari  tingginya intensitas banjir lahar dingin yang terjadi di wilayah Kabupaten MagelangBahkan, dua buah tanggul cekdam yang berada di alur Kali Putih ambrol diterjang ganasnya banjir berisi batu dan material pasir ini.

Dengan ambrolnya dua cekdam ini, dikhawatirkan laju banjir lahar dingin tidak terhambat sehingga akan membahayakan permukiman warga"Cekdam ini berfungsi sebagai penahan banjiir lahar, kalau jebol tentu sangat membahayakan permukiman warga di bantaran kali," kata Kepala Bidang Pengarian Dinas Pekerjaan Umum Energi dan Sumberdaya Mineral (DPU dan ESDM), Sutoyo, kemarin.

Dua cekdam yang jebol ini terletak di alur kali putihSatu di Dusun Ngepos Desa Ngepos, Kecamatan Srumbung, dan lainnya berada di Desa Jumoyo Kecamatan SalamKeduanya nyaris tidak dapat difungsikan kembali lantaran hanya menyisakan pondasi samping saja.

Menurut DPU dan ESDM, kerusakan tersebut terjadi dikarenakan ulah penambangan liar di kawasan tersebutMereka, kata Sutoyo melakukan eksploitasi pasir didekat cekdam sehingga merusak pondasi bangunan yang dibuat pada tahun 1970an ini"Mereka melakukan ekploitasi besar besaran di pinggir dan mengeruk ke dalam hingga merusak pondasi," kata Sutoyo"Sehingga, begitu banjir lahar dingin datang, ya sudah semua akan ambrol karena tidak kuat menahan," tambah dia.

Langkah selanjutnya, kata dia, pihaknya akan segera melaporkan kejadian ini kepada Balai Besar Sungai Serayu Opak selaku penanggung jawab keberadaan cekdam itu"Kita akan lihat lebih detail nantinyaSoalnya sampai sekarang kita tidak diijinkan masuk lantaran masih berbahaya," papar dia.   
Kedua cekdam itu, ambrol pada Minggu malam (7/11) saat banjir lahar dingin tejadi di bantaran Kali Putih dan Kali SenowoMenurut keterangan warga, saat itu, banjir membawa ribuan kubik material berupa batu dan pasir"Ada pula pohon-pohon besar yang terbawa," kata Slamet, 34, warga Dusun Ngepos Desa Ngepos Kecamatan Srumbung.

Saat kejadian, dia sedang berada di rumah"Suaranya mengerikan Mas, saya sampai takutBaru keesokan harinya saya lihat ternyata dam ini yang jebol," tambah diaMenurutnya, hampir seluruh cekdam yang ada di atasnya sudah menampung terlalu banyak material merapiKatanya, cekdam setinggi delapan meter sudah terisi penuh dan hanya menyisakan 1, 5 meter saja"Di atas sudah penuhSekarang sini malah jebol," kata dia.

Ambrolnya dua cekdam di alur Kali Putih ini membuat banjir lahar dingin yang terjadi kemarin siang (8/11) makin membesarBahkan, skala material yang dibawa banjir semakin bertambah banyakHal ini seperti yang dipantau koran ini di jembatan yang terletak di Desa Salam Kecamatan Salam.

Pawiro, 44, warga warga Jrakah, Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, mengatakan, banjir lahar juga menghanyutkan ratusan pohon sengon milik warga"Sampai ke ladang warga jugaBesar sekali berwarna coklat dengan batu dan pasir," kata dia.

Menurut Pawiro, kawasan Kali Bebeng selama ini tidak dialiri air sehingga dimanfaatkan warga untuk menanam salak dan ratusan pohon sengonNamun begitu banjir lahar terjadi semua pohon tersebut hanyut.

Selain itu, banjir lahar bahkan nyaris menyeret jembatan yang menghubungkan Dusun Jombong Desa Sudimoro dengan Desa NglumutJembatan setinggi 2,5 meter tersebut rusak di beberapa bagian"Arus air menggerus tiang jembatan sehingga miringPagar jembatan juga rusak karena air meluap hingga atas jembatanKetinggian air sekitar empat meter," kata Warga Desa Sudimoro, Sobirin.

Saat ini di bekas lahan tersebut terdapat timbunan pasir tebal dan bebatuanBatu-batu tersebut sebelumnya belum ada dan diduga berasal dari puncak Gunung Merapi"Banjir cukup besar dan berbau belerangKetinggian air hampir menyentuh jembatan," kata warga Dusun Sabrangkali, Kecamatan Ngluwar, Miftahul Huda.

Selain Kali Putih, banjir lahar dingin juga terjadi di Kali Pabelan yang berhulu di Kali SenowoDitambah lagi Kali Lamat yang saat bajir lahar pertama kali belum pernah terjadi"Intensitas hujan di atas Gunung Merapi sangat tinggi jadi harus hati-hati," kata Kabid Penanggulangan Bencana Badan Kesbangpol dan Penanggulangan Bencana, Moch Damil

Meski demikian, dia mengaku tidak terlalu khawatir lantaran warga yang tinggal di bantaran kali sebagian besar sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman"Semoga tidak terjadi apa-apaYang pasti warga kita upayakan tetap bertahan dulu sampai waktu benar-benar aman," paparnya(vie)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Oknum Perwira Polri Dicecar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler