jpnn.com, JAKARTA - Indonesia memiliki produktivitas sumber manusia yang jauh lebih rendah dari negara-negara tetangga.
Kemampuan meningkatkan produktivitas manusia tersebut pada umumnya terbelenggu oleh lima kesalahan atau Pancasalah, yaitu salah kaprah, salah lihat, salah asuh, salah tafsir, dan salah tata kelola.
BACA JUGA: Jadi Sasaran Sihir Atau Santet? Baca Surat ini 11 Kali
Lima kesalahan itu dijabarkan oleh Laksamana Sukardi dalam bukunya yang berjudul "Pancasalah".
Menteri BUMN di era Presiden Megawati ini mencontohkan salah kesalahan dalam negara ini, yakni Tata Kelola.
BACA JUGA: Revisi PP 109/2012 Dinilai Hanya Akan Mematikan Industri Rokok legal
Tata kelola sebuah negara harus baik. Sehingga kalau ada penyelewengan dalam pengelolaannya bisa dikembalikan ke tata kelola yang baik.
"Kalau negara ini belum bisa maju harus dilihat tata kelolanya. Misalnya dalam hal demokrasi. Bagaimana bisa peraturan yang menyangkut partai, diputuskan sendiri oleh DPR yang dikendalikan oleh partai," serunya.
BACA JUGA: Soal BBM Bersubsidi, Faisal Basri: Malaikat pun Akan Membeli yang Lebih Murah
Diskusi menghadirkan para pembicara yakni Dahlan Iskan, akademisi Yudi Latif, dan Eros Djarot yang merangkap moderator.
Buku Pancasalah" diterbitkan oleh Oetoesan Indonesia relatif tipis dan mudah dibaca.
Buku ini merupakan hasil pemikiran saya yang dirangkum dari studi literatur dan berbagai diskusi formal serta diskusi tidak formal (diskusi kelompok WhatsApp).
"Pengalaman saya menekuni bidang ekonomi sebagai bankir profesional dan keterlibatan saya dalam gerakan reformasi 1998 di Indonesia serta tugas sebagai Menteri Kabinet Gotong Royong Republik Indonesia (1999-2004) yang bertanggung jawab dalam restrukturisasi ekonomi dan dunia usaha di Indonesia sangat memberikan kontribusi pemikiran yang saya tuangkan dalam buku ini," papar Laksamana.
Ir. Laksamana Sukardi lahir 1 Oktober 1956.
Dia meraih gelar sarjana pada 1979 dari Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung. Sebelum menjadi politisi, dia merupakan salah satu ekonom dan bankir milik Bank Lippo dan LippoGroup.
Laksamana pernah bergabung sebagai politisi dari Partai Demokrasi Indonesia dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan menjadi Anggota DPR RI (1999).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal di bawah pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (1999 - 2000), lalu menjabat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara pada Kabinet Gotong Royong di bawah Presiden Megawati Soekarnoputri (2001 – 2004).(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada